Ada Ikan yang Bisa Berjalan di Daratan

Hutomo Dwi

Hewan yang bernama ikan sudah pasti berada di dalam air dan berenang. Namun bagaimana bila ada ikan yang bisa berjalan di daratan? Jika kamu menganggap hal itu tidak ada, maka kamu salah. Ikan yang bisa berjalan di daratan ternyata benar ada.

Para ilmuwan di Australia sedang mengawasi pergerakan ikan yang dijuluki climbing perch atau climbing gouramy (Anabas testudineus) yang mulai memasuki perairan Australia. Dalam 30 sampai 40 tahun terakhir, spesies itu telah tersebar di seluruh Indonesia dan Papua Nugini.

Ikan tersebut dianggap ancaman bagi spesies lain di Australia. Anabas testudineus cenderung mengalahkan spesies asli di lingkungan baru dan punya daya tahan luar biasa. Bisa hibernasi dalam lumpur di sungai kering sampai 6 bulan.

Kemampuannya bergerak di darat dan mengambil oksigen langsung dari udara berkat organ labirin (labyrinth organ) yang dimilikinya. Dan, ia bergerak dengan menggunakan 2 tutup insangnya. Hebatnya lagi, meski berstatus ikan air air tawar, ia bisa bertahan di air asin.

Ikan yang juga dikenal sebagai betok, puyu, atau bethik tersebut juga dikenal agresif. Ilmuwan James Cook University, Nathan Waltham mengatakan, jika spesies itu sampai termakan oleh burung atau ikan lainnya, niscaya si pemangsa akan mati, bukan sang ikan yang mati.

“Ikan itu punya insang tajam yang fleksibel, yang bisa terjebak di tenggorokan ikan dan burung, hingga membuat pemangsanya sekarat,” kata Waltham seperti dikutip dari ABC Australia, Kamis (4/6/2015).

Ikan ini ditemukan di dua pulau kecil Australia pada akhir tahun 2005, sekitar tiga sampai empat mil selatan dari Papua Nugini. Dr Waltham menambahkan, jika ikan itu tak merasa cocok di Selat Torres, spesies tersebut bisa saja mengincar wilayah lain, misalnya ke utara Australia.

Direktur TropWater di James Cook University, Damien Burrows menduga, ikan tersebut menempuh perjalanan panjang ke Selat Torres, bukan dengan cara berenang, melainkan menumpang di dasar kapal nelayan. “Atau ketika ia dijadikan umpan oleh nelayan,” kata dia.

Tim peneliti kini membantu mendidik nelayan dan warga Selat Torres untuk mengidentifikasi climbing perch dan membuangnya sebelum sampai ke daratan Australia, untuk mencegah penyebarannya. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.