Mahasiswa Surabaya Bikin AC Bebas Freon

Hutomo Dwi

Penggunaan alat pendingin atau air conditioner (AC) dinilai tidak ramah lingkungan lantaran menghasilkan senyawa Cloro Fluoro Carbon (CFC) yang dapat menyebabkan penipisan ozon. Dari permasalahan tersebut, empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan terobosan dengan menciptakan AC tanpa CFC.

Alat pendingin yang diberi nama Air Conditioner Termoelektrik (ACT) tersebut menjadi salah satu karya yang dipresentasikan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 di Universitas Halu Oleo, Kendari, belum lama ini. Menurut ketua tim, Eko Ary Priambodo, ACT merupakan prototype alat pendingin udara portabel berbasis Go Greenyang ramah lingkungan.

“Keunggulan prototype terdapat pada sistem pendinginannya yang tidak menggunakan CFC, yakni bahan kimia yang dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon,” tuturnya seperti dikutip melalui laman ITS, Selasa (13/10/2015).

Ilustrasi AC (Carriermideaindia)
Ilustrasi AC (Carriermideaindia)

Dia menjelaskan, cara kerja ACT menggunakan keping peltier atau keping panas-dingin. Satu sisi keping akan melepas panas sedangkan sisi lainnya akan menerima panas. Prototype yang dikerjakan selama lima bulan ini, kata Eko, hanya menghabiskan listrik sekira 65 Watt.

“Sehingga dapat digunakan hanya dengan memakai USB laptop ataupower bank sebagai sumber energinya,” imbuhnya.

Anggota tim lainnya, Ryo Teguh Sukarto menjelaskan, ACT dilengkapi dengan sensor dan pengatur suhu sehingga pengguna dapat mengatur temperatur udara sesuai keinginan. Selain itu, penggunaan ACT mudah dan dapat digunakan di mana saja.

Ryo berharap, nantinya masyarakat tertarik untuk menggunakan ACT. Sebab, lanjut dia, penggunaan alat ini secara massal berdampak pada penghentian perusakan lapisan ozon. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.