Lahirkan Bayi di Negara Ini Bisa Dapat Uang, Mau?

Hutomo Dwi

Angka kelahiran yang rendah ternyata tak hanya dialami oleh negara Asia seperti Jepang saja. Kenyataannya, salah satu negara Eropa, yaitu Italia, juga memiliki masalah yang sama.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Menteri Kesehatan Italia berencana memberikan bonus ganda kepada setiap pasangan yang mampu melahirkan anak lebih banyak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan angka kelahiran yang terus merosot.

“Jika tren penurunan angka kelahiran ini berlanjut dan kita gagal mengatasinya, maka nanti angka kelahiran akan lebih sedikit dari 350 ribu per tahun dalam jangka 10 tahun. Ini turun 40 persen dibanding 2010, ini bencana,” kata Menkes Beatrice Lorenzin dalam wawancara yang dimuat koran La Repubblica, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (16/5/2016).

Colosseum di Italia (Todoviajes)
Colosseum di Italia (Todoviajes)

Dengan rencana pemberian bonus ganda, sebelumnya 80 Euro per bulan atau setara dengan Rp 1,2 juta untuk kalangan kelas menengah ke atas, diharapkan mereka dapat mendorong jumlah kelahiran dan menjadi keluarga yang lebih besar lagi.

Rencana tunjangan ganda ini akan diterapkan kepada bayi yang lahir antara 1 Januari hingga 31 Desember 2017 , dan diperbolehkan hingga kelahiran yang ketiga. Tunjangan ganda ini tidak ditujukan bagi masyarakat kelas atas. Mereka dengan nilai pajak lebih dari 25 ribu Euro per tahun tidak dapat menerima tunjangan ganda.

Italia bukanlah negara yang menerapkan kebijakan ini pertama kali. Sebelumnya, ada negara Singapura yang menerapkan kebijakan serupa. Untuk mendorong lebih banyak bayi yang lahir di rumah sakit, paket berupa bonus uang tunai sebesar SGD 6 ribu (sekitar Rp 48 juta) akan diberikan untuk kelahiran anak pertama dan kedua.

Tidak cukup dengan dua anak saja, SGD 8 ribu (sekitar Rp 72 juta) lagi akan “dihadiahkan” kepada orangtua yang bersedia memiliki anak ketiga dan keempat.

Singapura (Vinepair)
Singapura (Vinepair)

Mengingat biaya hidup yang semakin lama semakin meningkat, banyak penduduk Singapura yang memilih tidak memiliki anak karena khawatir dengan masa depan bayi yang dilahirkan. Untuk meredam kekhawatiran ini, jaminan kesehatan sebesar SGD 3 (sekitar Rp 24 juta) akan khusus diberikan kepada setiap bayi yang lahir sehingga orangtua tidak perlu mencemaskan jikalau tiba-tiba gangguan kesehatan terjadi.

Dengan angka kelahiran hanya 1,2 persen tahun 2011 lalu dan terus meningkatnya jumlah populasi lanjut usia, tekanan untuk meningkatkan jumlah penduduk semakin bertambah. Selain itu, rendahnya angka kelahiran juga mendorong meningkatnya ketergantungan terhadap tenaga kerja asing. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.