Don't be Captious

Ternyata Pink Dulunya Warna Maskulin Pria

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Sekarang ini, warna pink atau merah muda identik dengan warna untuk perempuan. Namun tahukah kamu, kalau ternyata warna pink dulu merupakan warna untuk laki-laki? Bahkan warna pink sempat dikategorikan sebagai warna yang maskulin.

Seperti dihimpun jadiBerita dari berbagai sumber, sejak Leon Battista Alberti memperkenalkan Teori Warna (Color Theory) pada tahun 1435, warna pink sudah dideskripsikan dan disebut sebagai warna maskulin.

Teori Warna dari Leon Battista Alberti (Deramores)
Teori Warna dari Leon Battista Alberti (Deramores)
Leon Battista Alberti (Wikipedia)
Leon Battista Alberti (Wikipedia)

Dipilihnya warna pink sebagai warna maskulin karena warna tersebut sangat tegas dan keras, sehingga cocok dengan jiwa pria. Sedangkan warna biru terkesan lebih lembut, cantik, dan halus, sehingga sangat cocok untuk jiwa wanita yang feminin. Pink adalah warna yang berada di antara ungu (violet) dan merah. Nama warna pink sendiri berasal dari Pinks, nama bunga dari genus Dianthus.

[adace-ad id=”160792″]

Dalam bukunya yang berjudul “Pink and Blue: Telling the Girls From the Boys in America”, sebuah buku yang berisi penelusuran mengenai sejarah penggunaan warna pink sebagai warna pria (maskulin), dan biru sebagai warna wanita (feminim), Profesor Jo B. Paoletti dari University of Maryland menulis, warna pink adalah warna yang sangat umum digunakan sebagai pakaian untuk anak-anak di hampir semua panti asuhan Eropa pada abad 18. Sementara di Amerika abad 18 (terutama di era 1818â??1882), warna-warna cerah seperti putih, pink, biru, dan ungu adalah warna yang sangat umum dikenakan oleh para pria.

Buku Pink and Blue karya Profesor Jo B. Paoletti (Daily Mail)
Buku Pink and Blue karya Profesor Jo B. Paoletti (Daily Mail)
Profesor Jo B. Paoletti (Twitter)
Profesor Jo B. Paoletti (Twitter)

Selain memiliki unsur yang keras, warna pink ternyata sangat cocok jika dipadukan dengan warna coklat, yang mana secara kebetulan banyak pria Amerika yang berambut dan bermata coklat. Sedangkan warna biru sangat cocok dan serasi untuk wanita yang kebanyakan berambut pirang dam bermata biru.

Berdasarkan laporan yang dibuat majalah Times tahun 1927, warna pink pernah mendominasi semua toko pakaian besar untuk pria di Amerika. Beberapa di antaranya adalah Filene’s di Boston, Best & Co di New York City, Halle’s di Cleveland, dan Marshall Field di Chicago.

[adace-ad id=”160792″]

Hingga tahun 1940, warna pink tetap dikategorikan sebagai warna pria karena berelasi dengan warna merah yang keras dan maskulin. Sedangkan warna biru tetap dikategorikan sebagai warna wanita karena berelasi dengan warna kesucian.

Tahun 1950an bisa dikatakan sebagai Era Pink bagi pria. Semua hal yang berhubungan dengan warna tersebut adalah simbol maskulin dan jantan. Tidak heran di masa itu mobil Cadillac berwarna pink (Pink Cadillac) menjadi mobil yang paling banyak diminati kaum adam.

Pink Cadillac (1zu87)
Pink Cadillac (1zu87)

Di era 1960an, mulai terjadi pergeseran di mana warna pink dianggap sebagai warna feminin dan warna biru sebagai warna Maskulin. Tidak jelas bagaimana dan kapan pastinya perubahan itu terjadi, namun banyak orang menduga kalau perubahan itu terjadi setelah Nazi menggunakan lambang Segitiga Merah Muda (Pink Triangles) dalam Kamp Konsentrasi mereka untuk menandakan tempat penahanan kaum Gay. Hingga hari ini, lambang tersebut masih digunakan untuk menyebut kaum LGBT. Lambang tersebut disebut juga sebagai Lambang Kebanggaan (The sign of pride).

[adace-ad id=”160792″]

Sumber lain menyebutkan, pergeseran itu disebabkan adanya penelitian dari para ahli warna yang mengatakan bahwa warna pink mengandung energi sensual, penuh gairah, lembut, dan menggoda, sehingga sangat cocok untuk kaum feminin. Sejak saat itulah (hingga hari ini), warna pink kemudian mulai diasosiasikan sebagai warna feminin, sedangkan warna biru adalah warna maskulin.

Ada juga pendapat lainnya kalau pink itu identik dengan perempuan setelah Perang Dunia II. Saat itu, Dwight Eisenhower dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat, dan sang ibu negara Mamie Eisenhower tampil dengan gaun pesta bertatahkan rhinestone dan berwarna pink. Momen ini menjadi sangat penting karena semasa perang banyak wanita hanya memakai busana yang simpel dan praktis.

Mamie Eisenhower berpakaian pink (Realtor)
Mamie Eisenhower berpakaian pink (Realtor)

Mamie yang merupakan penggemar warna merah muda alias pink juga sering tampil di berbagai acara kenegaraan dalam balutan warna tersebut. Surat kabar yang beredar juga mulai menyebutnya sebagai Mamie Pink. Akhirnya, muncullah stigma kalau warna pink identik dengan wanita.

[adace-ad id=”160792″]

Walau demikian, masih banyak negara yang masih menggunakan warna pink sebagai warna maskulin. Di Jepang, bunga sakura yang mekar dan berwarna pink merupakan perwujudan dari ksatria muda yang maju berperang demi meraih tujuan hidupnya sebagai seorang samurai.

Sementara itu, kota Jaipur (India) dikenal sebagai Kota Merah Muda (The Pink City) karena hampir semua tempat wisatanya menggunakan warna pink sebagai warna utama. Demikian juga Kota Marrakesh (Maroko) yang dikenal dengan nama Rose City karena memiliki banyak gedung berwarna Salmon-Pink. (tom)

Latest article