Baru 12 Tahun, Bocah Indonesia Ini Jadi Mahasiswa di Kanada

Hutomo Dwi

Umurnya masih muda, namun prestasinya bisa dibilang melebihi orang dewasa. Di usianya yang baru menginjak 12 tahun, bocah bernama Cendikiawan Suryaatmadja itu berhasil mendapatkan kesempatan untuk belajar di salah satu universitas ternama di Kanada.

Setelah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas di Indonesia, bocah yang kerap disapa Diki itu kini tengah bersiap-siap untuk memulai kehidupan barunya sebagai seorang mahasiswa di usia 12 tahun.

“Saya sangat senang, tapi merasa sedikit gugup karena transisi budaya,” ujar Diki seperti dikutip dari CTV News, Senin (5/9/2016).

Rupanya, Diki menempuh jalur akselerasi selama belajar di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. emua itu dia lakukan di Indonesia. Wajar saja dia bisa menduduki bangku universitas di usia yang masih sangat muda. Meski demikian, hal ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang.

Bocah yang belajar bahasa Inggris secara autodidak itu kini menjadi mahasiswa termuda Jurusan Fisika di Universitas Waterloo (UW), Ontario, Kanada. Pihak UW memberikan beasiswa pada Diki karena kecerdasan yang dimilikinya. Di sana, Diki tidak hanya belajar fisika. Dia juga mengambil kelas kimia, matematika dan ilmu ekonomi.

Universitas Waterloo (University of Waterloo Press)
Universitas Waterloo (University of Waterloo Press)

Menurut keterangan salah seorang karyawan administrasi penerimaan mahasiswa baru UW, Andre Jardin, mereka sangat senang sekali dapat menerima bocah jenius ber-IQ 189 itu sebagai mahasiswa termuda yang pernah ada di UW. “Dia sangat bertalenta dan dianugerahi kemampuan khusus. Kami ingin melihat dia menjadi sukses,” kata Jardin.

Bocah yang menamatkan SD dalam waktu 3 tahun itu bercita-cita untuk menciptakan energi ‘bersih’ untuk menolong dunia. “Alasanku tertarik pada fisika adalah karena fisika merupakan sebuah ilmu yang dapat mengubah dunia,” kata bocah yang mulai tertarik pada ilmu itu pada usia 9 tahun.

Bocah yang pernah mengikuti Olimpiade Fisika pada usia 11 tahun itu tidak akan tinggal di asrama kampus. Diki akan tinggal bersama dengan keluarganya. Pihak universitas mengatakan, mereka akan membantu mahasiswa undangan tersebut, untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus.

“Mahasiswa di sini rata-rata berusia 17 tahun ke atas. Mereka mengetahui ada bocah yang diterima di kampus ini. Kini tinggal bagaimana mereka menanggapi hal tersebut,” ucap Jardin. “Karena usianya masih 12 tahun, kami berpikir untuk memberikan bimbingan,” ucap dia menambahkan.

Komite penerimaan murid baru itu juga mengatakan bahwa Diki kemungkinan akan berhubungan langsung dengan pembimbing akademik, dan juga akan dimentori oleh kakak kelasnya. “Kami hanya ingin memastikan dia berinteraksi sosial dengan baik, mendapatkan pengalaman, dan menjadi sukses, seperti mahasiswa lainnya,” kata Jardin.

Cendikiawan Suryaatmadja (Dream)
Cendikiawan Suryaatmadja (Dream)

Saat melakukan wawancara dengan pihak universitas, Diki berhasil membuat mereka kagum dengan kemampuan matematika dan pola pikirnya yang menunjukkan kedewasaan, kecerdasan, dan dukungan keluarga. “Secara akademik, dia sangat siap. Kami hanya perlu menghadapi kenyataan bahwa dia masih bocah, 12 tahun!” ujar dia.

Jardin mengatakan staf penerimaan universitas memutuskan untuk menerima Diki tanpa berpikir panjang tentang usia dan jenis kelaminnya. Mereka baru menyadari bahwa calon mahasiswa baru mereka itu adalah seorang bocah ingusan, semuanya sudah terlambat. Diki telah diterima di universitas itu.

“Dia memiliki prestasi yang fenomenal. Beberapa prestasinya bahkan lebih tinggi dari mahasiswa yang diterima tahun ini,” kata Jardin.

Diki tiba di Kanada bersama dengan orangtuanya sekitar dua minggu yang lalu. Menurut bocah itu orang-orang di lingkungan barunya sangat ramah. “Orang-orangnya ramah, dapat dipercaya, dan sopan,” kata bocah jenius itu terkait negara tempat dia menempuh pendidikan.

Walaupun begitu, Diki mengaku agak sedikit gugup menanti kedatangan musim dingin. Bocah yang menyukai kegiatan di luar ruangan itu khawatir cuaca dingin akan menghambatnya untuk bermain. “Aku ingin mencoba ice-skating. Dulu aku pernah melakukannya, tapi selalu saja terjatuh. Kali ini aku akan menggunakan pelindung tubuh,” kata bocah 12 tahun itu.

Sukses terus untuk Diki, semoga bisa terus meraih prestasi setinggi mungkin. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.