Baru-baru ini, kisah seorang pria asal Depok menarik perhatian publik. Pria bernama Setiadi ini membuat heboh lantaran membeli motor Honda CBR 150 CC senilai kurang lebih Rp 32 juta dengan uang koin recehan Rp 1000.
Mia Sisilia, pegawai Honda Moto Care Depok mengatakan bahwa konsumen tersebut datang dengan membawa uang koin di dalam ember berukuran 25 kg. “Kemarin sales yang menangani itu Yulia Anggraini teman saya. Bapaknya itu datang membawa ember bekas cat berukuran 25 kg yang isinya uang koin semua dan satu dus berisikan 14 plastik pecahan Rp 1.000,” ucap Mia, seperti dikutip dari Otomania, Rabu (28/9/2016).
Setiadi sendiri mengungkap, jika ia sengaja menabung uangnya di kaleng oli. Hal itu mereka lakukan agar malas mengambilnya sehingga uang tersebut utuh. Setiap ada kembalian berupa recehan, ia dan keluarga memasukkannya ke kaleng tersebut. Dari upaya tersebut, terbukti uang yang mereka kumpulkan bisa mencapai puluhan juta. Rencananya motor yang dibeli dengan uang koin itu akan ia berikan untuk anaknya.
Lalu, apa alasannya ia ingin memiliki Honda CBR150R? “Motor saya yang sekarang ini sudah tua, ingin ganti motor dengan yang besar. Sebenarnya ada berapa faktor yang buat akhirnya saya ambil CBR150R, tapi yang paling utama adalah sisi keamanannya,” kata Setiadi.
Menurutnya, mengendarai motor besar punya banyak kelebihan dibandingkan jenis motor matik atau bebek. Hal pertama karena tidak mudah diintimidasi dengan pengendara lain, selain itu juga karena lebih aman saat diparkiran.
“Tujuanya memang untuk transportasi kerja dan kebutuhan anak kuliah. Pakai motor besar itu lebih aman, karena biasanya kalau diparkiran itu motor kecil suka digeser-geser. Nah kalo motor besar tukang parkirnya malas ngegeser-nya karena berat,” papar Setiadi.
Perjalanan Setiadi untuk mendapatkan motor barunya tidak semudah yang dibayangkan karena ia sempat ditolak beberapa diler sebelumnya. Setiadi mengaku Honda Moto Care ini merupakan diler ke delapan yang akhirnya menerimanya menjadi konsumen.
“Sebelum beli saya itu menghubungi diler dulu. Tanya-tanya harga, sekaligus kasih info kalau saya mau beli motor secara tunai pakai uang koin, ternyata banyak yang nolak,” kata Setiadi.
Tim yang mengurus sempat kewalahan menghitung jumlah uang koin yang dibawa Setiadi. Proses penghitungan sudah dimulai sejak hari Senin pagi dan sampai saat ini pun belum diketahui apakah sudah selesai semua atau belum.
“Kita ganti-gantian menghitung uangnya, tapi belum kelar. Sampai saat ini baru Rp 32 juta dalam bentuk koin Rp 1.000. Kalau semua sudah terhitung, baru kami infokan ke konsumen untuk pengiriman unitnya,” ucap Mia. (tom)