Terungkap Secara Ilmiah Penyebab Banjir Besar Zaman Nabi Nuh

Mendengar nama Nabi Nuh, kamu akan teringat kisah dimana Nabi Nuh membangun kapal atau bahtera super besar untuk bisa menampung hewan-hewan serta manusia yang menjadi pengikut Nabi Nuh. Mereka yang ikut ke dalam bahtera, yaitu orang yang beriman pada Allah, kemudian selamat dari bencana banjir besar yang menyapu seluruh daratan.

Kisah tersebut ada di dalam kitab suci Alquran. Meski demikian, tidak sedikit orang yang ragu bahwa memang pernah terjadi banjir besar yang menenggelamkan semuanya. Orang yang meragukannya, umumnya melihat dari tidak adanya bukti atau petunjuk geologi mengenai pernah terjadinya musibah banjir yang bersifat global tersebut di masa silam.

Setelah ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, semakin banyak teori yang dikemukakan terkait penyebab banjir tersebut secara ilmiah. Berikut ini beberapa teorinya, seperti dilansir jadiBerita dari berbagai sumber.

Selama bertahun-tahun, banyak teori dikemukakan oleh para penganut penciptaan untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya banjir pada masa Nabi Nuh itu terjadi. Menurut suatu teori, pada awal-awal penciptaan, saat Allah menciptakan langit dan memisahkan laut dari daratan, sebagian air terperangkap di bawah lapisan bumi. Di bawah tekanan, air itu akhirnya menyembur keluar. Semburan panas meletus bersamaan di seluruh bumi dan menimbulkan air bah.

Ilustrasi bahtera Nabi Nuh di tengah badai (Pinterest)
Ilustrasi bahtera Nabi Nuh di tengah badai (Pinterest)

Namun teori ini tidak dianggap serius oleh para geolog. Sebab, jika semua sumber air panas bawah tanah menyembur keluar, tidak akan pernah masuk akal untuk menghasilkan air sebanyak itu.

Teori populer lainnya diajukan pada tahun 1960-an oleh Henry Morris dan Jhon Whitchomb. Mereka yakin sebelum air bah datang, ada tudung uap di atas atmosfer, hanya saja tidak diketahui secara pasti mekanisme runtuhnya tudung uap ini. Menurut para penganut pendapat ini, tudung uap air ini memberikan paling tidak separuh dari keseluruhan air yang dibutuhkan untuk menghasilkan banjir tersebut. Tapi, ada sejumlah masalah dengan teori ini, terutama tekanan besar dari atmosfer yang sangat lembab.

Dr. John Whitcomb dan Dr. Henry Morris (Answeringenesis)
Dr. John Whitcomb dan Dr. Henry Morris (Answeringenesis)

Ada juga teori banjir yang terjadi disebabkan oleh es kutub yang mencair. Akibatnya, permukaan laut jadi naik, dan air menggelora dengan kecepatan 96 km per jam dan melepas volume air 200 kali lipat dari air terjun Niagara. Namun lagi-lagi, teori ini masih belum bisa dibuktikan.

Teori lainnya tentang dari mana air bah itu berasal, dikembangkan oleh Bruce Masse, seorang ahli purbakala yang bekerja di Laboratorium Los Alamos di New Mexico. Menurutnya air bah itu disebabkan oleh sesuatu dari luar angkasa.

Bruce Masse (Sscc)
Bruce Masse (Sscc)

Ia mengatakan telah menemukan petunjuknya dalam mitos di seluruh dunia, termasuk di daerah asalnya sendiri. Orang Amerika asli pada umumnya memiliki legenda mengenai banjir besar, dan tiap kelompok suku memiliki legenda banjir sendiri. Kelompok-kelompok itu menurunkan sejarahnya secara lisan, namun beberapa hal juga terdapat dalam seni mereka. Pictograph atau seni batu misalnya, banyak yang menceritakan suatu kisah mengenai kehidupan mereka di masa silam. Ini bukan hanya merupakan gambar yang sama sekali tak berarti, namun justru sebaliknya.

Masse khususnya tertarik pada suatu lambang yang umumnya ditemukan di seluruh wilayah Amerika Utara dan Selatan. Banyak kebudayaan Indian yang terkait dengan legenda air bah, biasanya dikaitkan dengan ular air, ular dengan hiasan bulu dikepalanya. Masse melihat tema umum pada citranya, yaitu makhluk panjang yang sering digambarkan bertanduk di kepala dan dikaitkan dengan sebuah banjir besar. Menurutnya, sangat mungkin ular bertanduk ini merupakan gambaran dari sesuatu obyek yang dilihat oleh pengukir batu di langit. Rupanya, ular bertanduk ini menurut Masse adalah komet.

Ilustrasi komet (Teziger)
Ilustrasi komet (Teziger)

Bila melihat komet, pasti kita juga bisa melihat ekor panjang-nya itu, mirip hiasan kepala pada ujung belakangnya atau bahkan mirip tanduk. Setidaknya itulah imajinasi masyarakat prasejarah.

Berdasarkan mitologi, jelas ada suatu cerita mengenai suatu komet yang masuk ke atmosfer bumi yang akhirnya terhempas ke laut. Ada identifikasi bahwa kemungkinan tempat tabrakan itu berada di 1448 km tenggara Madagaskar. Teori ini tidak mengada-ada. Sebuah Komet selebar 3,2 km pernah memasuki tata surya dan mengarah langsung ke bumi. Komet itu menembus atmosfer dengan kecepatan 160 ribu km per jam dan menghantam samudera, pada saat itulah segalanya kacau balau.

Hantaman ini menembakkan sejumlah air ke atas, mungkin 9-10 kali massa komet itu sendiri dan air terus naik hingga keluar atmosfer. Tabrakan seperti itu akan memiliki energi TNT sebesar 10 juta megaton atau setara dengan 500 juta kali energi yang terlepas dalam bom yang jatuh di Nagasaki.

Hal itu tentunya akan melontarkan uap air berlebih ke atmosfer dan menimbulkan hujan yang sangat hebat selama 6-7 hari lamanya. Belum lagi Tsunami raksasa di Samudera Hindia yang menerjang pantai hingga 2400 km jauhnya dengan gelombang setinggi lebih dari 183 meter.

Saat itu juga, badai siklon terjadi di seluruh bumi. Air yang jatuh dari langit bergabung dengan badai lautan sehingga membentuk bencana angin topan, menjadikan suatu banjir raksasa yang menutupi bumi.

Ilustrasi badai laut (Truthcodes)
Ilustrasi badai laut (Truthcodes)

Dengan mempelajari peta astronomi dan memeriksa silang waktu saat komet lewat dekat bumi, Masse bisa membuat perkiraan terbaik tentang kapan tepatnya komet itu menabrak. Menurut datanya, tanggal 10 Mei 2807 SM memang ada komet yang menabrak bumi. Ia tak ragu bahwa ini terkait mitos seputar air bah di seluruh dunia, termasuk banjir Nabi Nuh.

Teori Masse ini mungkin bisa dibilang teori yang paling masuk akal. Namun, teori-teori di atas sama sekali tidak ada yang dapat mewakili dari kejadian sebenarnya di masa silam. Sebab kita manusia, hanya mampu untuk mengajukan beberapa teori ilmiah untuk mewakili penggambaran dari musibah-musibah besar itu terjadi. Untuk kejadian sebenarnya, hanya Allah SWT yang tahu. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Ini Alasan Piyu Padi dan Makki Ungu Bentuk Band Baru

Bangga! Ini Deretan Film Karya Anak Bangsa yang Tampil di Busan Internasional Film Festival