Umumnya, durasi siang dan malam berkisar 12 jam, dan ini berlaku di seluruh dunia. Namun, ada satu kota yang justru durasi siang dan malamnya melebihi 12 jam, bahkan hingga berhari-hari. Kota ini adalah kota Murmansk yang berada di Rusia.
Murmansk, sebuah kota besar di bagian barat laut Rusia (Lingkaran Arktik utara), baru saja merayakan hari jadinya yang ke-100 pada 4 Oktober 2016 lalu dan kini menjadi rumah bagi sekitar 307 ribu jiwa. Seperti disebut di atas, durasi siang dan malam di kota ini terbilang ekstrem. Malam di kota ini bisa berlangsung selama 40 hari dan matahari bersinar selama 63 hari. Fotografer Rusia Sergey Ermokhin menunjukkan bagaimana kehidupan para penduduk kota-kota di Lingkaran Arktik di masa 63 hari tanpa malam dan 40 hari tanpa matahari ini.
Di sini, di Rusia Utara, terdapat 2 periode yang dinamakan malam kutub (polar night) dan hari kutub (polar day â?? atau disebut juga matahari tengah malam).
Hari kutub terjadi ketika matahari tidak pernah tenggelam di balik cakrawala, melainkan hanya tampak â??berputarâ? di sekitar langit selama berhari-hari (22 Mei â?? 22 Juli). Dengan kameranya, Sergey Ermokhin mengabadikan momen seperti apa kehidupan di sana selama periode ini.
â??Saya menghabiskan empat hari di Murmansk. Saya sangat tidak terbiasa untuk tidur (pada waktu malam) ketika matahari masih bersinar. Saya sangat kagum dengan bagaimana kota itu terlihat pada waktu tersebut. Setelah berjalan-jalan pada pukul 01.00 â?? 02.00 dini hari, saya merasa begitu lapar karena tubuh saya berpikir itu adalah waktunya makan siang,â? kata Sergey Ermokhin seperti dikutip dari Russia Beyond The Headlines, Kamis (3/11/2016).
Meskipun malam seterang pagi hari, kehidupan malam tetap berlangsung seperti biasa. Kita dapat melihat pasangan muda berjalan menyusuri jalan-jalan kosong, ada pesta di bar-bar setempat, dan sopir-sopir taksi berdebat. Segala sesuatu yang biasa kita temukan di tengah malam di kota ini tetap berlangsung seperti biasanya.
Sementara itu, untuk malam kutub, penduduk setempat hidup dalam kondisi gelap gulita selama 40 hari, sehingga tentunya mereka membutuhkan penerangan selama 24 jam. Foto-foto yang menggambarkan kehidupan mereka pada masa malam kutub ini bisa jadi terlihat sedikit aneh ketika pertama kali kita melihatnya. Pada musim dingin lalu di Murmansk, matahari tidak terbit dari 2 Desember hingga 11 Januari.
Karena kurangnya cahaya ultraviolet, otomatis warga yang tinggal di sana kurang mendapatkan vitamin yang berasal dari cahaya matahari. Dari situ, para dokter pun memperkirakan bahwa malam kutub bisa mengganggu fungsi tubuh manusia.
Meski demikian, warga kota Murmansk tetap cinta kota mereka. Walau malam berlangsung lebih dari 1 bulan, di sisi lain kota ini menawarkan pemandangan yang tak bisa ditemui di kota lainnya. Kota ini dikelilingi tundra, taiga, pegunungan, fyord, dan laut.Jika kita mengangkat kepala dan melihat ke langit, kita dapat melihat apa yang mungkin menjadi satu-satunya faktor pengurang â??depresiâ? dalam menghadapi malam kutub yang panjang, yaitu fenomena aurora borealis.
Di Murmansk, akhir malam kutub dirayakan dua kali. Perayaan pertama disebut â??Sinar Matahari Pertamaâ?. Pada perayaan ini, penduduk Murmansk akan berbondong-bondong pergi ke puncak gunung di kota itu untuk melihat matahari pertama yang terbit dalam 40 hari terakhir. Kemudian, pada hari Minggu terakhir di bulan itu, penduduk Murmansk merayakan Festival Matahari, yang berisikan konser di lapangan kota, festival rakyat terbuka, dan yang paling ditunggu sajian panekuk dalam porsi besar untuk semua warga. (tom)