Asal Usul Bendera Pelangi Menjadi Simbol Kaum LGBTQ+

Ardy Messi

Pada bulan Juni, kamu mungkin akan melihat sejumlah kampanye kaum LGBTQ+ akan semakin bermunculan di media sosial maupun pemberitaan. Bulan Juni adalah Bulan Kebanggaan kaum LGBTQ+ di Amerika Serikat, bendera pelangi pun akan lebih banyak ditemui daripada biasanya. Namun, pernahkan kamu bertanya-tanya bagaimana sebenarnya bendera pelangi menjadi terkait dengan kaum mereka?. Untuk itu jadiberita.com khusus akan memberikan ulasan lengkapnya di bawah ini.

Sejarah simbol bendera

Pada tahun 1978, Harvey Milk, seorang supervisor kota San Francisco dan politisi gay pertama yang terbuka di California, meminta temannya Gilbert Baker untuk menciptakan sebuah simbol untuk komunitas LGBTQ+. Milk ingin menunjukkan desain baru itu dalam Gay Freedom Pride Parade di San Francisco pada tahun tersebut.

Baker, seorang aktivis hak-hak gay, veteran tentara, dan seniman, segera mulai merancang bendera itu dengan delapan warna. Menurut situs web Baker, setiap warna pada bendera memiliki makna khusus: Pink melambangkan seks, merah melambangkan kehidupan, oranye melambangkan penyembuhan, kuning melambangkan sinar matahari, hijau melambangkan alam, turquoise melambangkan sihir, biru melambangkan ketenangan, dan ungu melambangkan semangat. Tiga puluh relawan melakukan pewarnaan dan jahitan tangan pada dua bendera asli tersebut.

Namun demikian, tidak ada yang tahu persis mengapa Baker memilih warna pelangi sebagai simbol kaum LGBTQ+. Beberapa orang mengatakan bahwa dia menghormati Judy Garland, salah satu ikon gay pertama, yang terkenal menyanyikan lagu “Somewhere Over the Rainbow” dalam film The Wizard of Oz. Orang lain percaya bahwa Baker terinspirasi oleh bendera berwarna-warni yang digunakan di kampus-kampus pada tahun 1960-an sebagai simbol perdamaian dan persatuan dunia.

BACA JUGA: Kenapa Bendera Putih Identik dengan Menyerah?

Pengenalan bendera pelangi

Terlepas dari inspirasi asli mereka, bendera pelangi menjadi sangat sukses ketika Baker mengungkapkannya dalam San Francisco Pride Parade tahun 1978. “Kami berdiri di sana dan melihat bendera-bendera tersebut, dan wajah mereka bersinar,” kata Cleve Jones, seorang aktivis hak-hak LGBTQ+ yang menghadiri parade tersebut kepada New York Times. “Tidak perlu penjelasan. Orang-orang langsung tahu bahwa itu adalah bendera kita.”

Popularitas simbol tersebut kian tersebar setelah pembunuhan Milk hanya beberapa bulan kemudian. Banyak orang melihat bendera pelangi sebagai “gambar yang indah dan membangkitkan semangat yang memenuhi kebutuhan akan simbol yang dikenali untuk komunitas LGBT,” kata Peter Tatchell, seorang pejuang kesetaraan dan hak asasi LGBTQ+ sejak tahun 1960-an.

“Saya ingin berpikir bahwa bendera pelangi menyebar karena untuk pertama kalinya kaum gay berbangga,” kata Nico Ramsey, seorang aktivis sosial di Austin, Texas. “Ketika saya melihat bendera itu, saya melihat berbagai elemen dari diri saya. Saya tidak pernah menganggap diri saya sederhana. Saya menyadari bahwa saya kompleks, dan itulah yang membuat saya unik dan indah.”

Seiring dengan meningkatnya permintaan akan bendera tersebut, jumlah warna aslinya dikurangi menjadi enam: merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Pengurangan warna membuat biaya produksi lebih rendah dan memudahkan pemasangan bendera.

Saat ini, “bendera pelangi telah menjadi salah satu bendera yang paling umum dan dikenal di dunia,” kata Tatchell. “Tidak seperti bendera lainnya, bendera ini melampaui batas negara dan menyatukan orang-orang dari berbagai budaya. Ia melambangkan keluarga LGBTQ+ global dan perjuangan kebebasan kami di seluruh dunia.”

Banyak versi bendera

Selain bendera, banyak versi lain dari bendera—dengan kombinasi warna dan simbol yang berbeda telah dibuat untuk menghormati orientasi yang berbeda dalam komunitas LGBTQIA+. Kamu bisa menemukan bendera yang merayakan mereka yang mengidentifikasi diri sebagai aseksual, genderfluid, biseksual, non-biner, dan lainnya. Baca lebih lanjut tentang makna di balik bendera LGBTQ ini dan apa arti dari LGBTQ itu sendiri.

Sebuah simbol solidaritas dalam gerakan bersejarah Bendera pelangi terus menyatukan orang-orang dalam komunitas LGBTQ+ dan menjadi simbol solidaritas. Pada tahun 1994, dalam perayaan Gay Pride di New York, lebih dari 10.000 orang membawa bendera pelangi sepanjang satu mil melalui jalan-jalan Manhattan. Mereka menghormati peringatan 25 tahun Kerusuhan Stonewall tahun 1969.

Penutup

Bendera pelangi ini juga ditampilkan di seluruh negara pada tanggal 26 Juni 2015, ketika pasangan sesama jenis diberikan hak untuk menikah di ke-50 negara bagian. Bangunan-bangunan ikonik seperti Empire State Building, One World Trade, gedung-gedung pemerintah di seluruh negara, dan Gedung Putih diterangi dengan warna-warna bendera pelangi untuk merayakan kemenangan besar bagi komunitas LGBTQ+.

Namun, menampilkan bendera bukanlah satu-satunya cara bagi anggota komunitas LGBTQ+ dan para pendukung mereka untuk merayakan persatuan dan kebanggaan. Saat ini, kamu dapat menemukan simbol pelangi pada segala macam barang mulai dari kaos, cangkir, handuk, hingga seprai, seperti yang dikatakan oleh Tatchell.

BACA JUGA: Ternyata Pink Dulunya Warna Maskulin Pria

Bagikan:

Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.