Kenapa Bendera Putih Identik dengan Menyerah?

Hutomo Dwi

Terdapat berbagai simbol dan isyarat yang dapat dipahami secara global di dunia ini. Salah satu dari beberapa hal tersebut adalah isyarat mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah. Mengapa bendera putih dapat identik dengan menyerah dan sejak kapan hal ini berlaku?

Jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata tradisi ini sudah digunakan sejak masa lampau oleh bangsa Tiongkok dan Romawi untuk menandakan sikap menyerah. Dilansir dari Slate, Rabu (31/5/2017), bukti tertua mengenai pengguna isyarat ini terdapat pada era dinasti Han Timur pada sekitar tahun 25 hingga 220 Masehi. Namun dipercaya bahwa tradisi ini telah berusia lebih tua dari itu.

Bendera putih (Playbuzz)

Salah seorang pengarang Romawi bernama Cornelius Tacitus menyebutkan penggunaan bendera putih pada bukunya yang berjudul “Histories” dan ditulis pada tahun 109. Munculnya isyarat tersebut merujuk pada Pertempuran Cremona Kedua yang terjadi antara bangsa Vitellia dan Vespasia pada tahun 69. Pada saat itu warna putih digunakan sebagai lambang bagi prajurit untuk menyerah.

Banyak ahli sejarah yang percaya bahwa wana putih digunakan karena lebih mudah dikenali di tengah kondisi pertempuran. Selain itu pada saat itu sebagian besar orang menggunakan kain warna putih dan merupakan sebuah hal yang sangat mudah diperoleh sehingga warna tersebut digunakan.

Pada budaya timur, alasan penggunaan warna putih untuk menyerah memiliki alasan yang sedikit berbeda. Di budaya Tiongkok, warna putih merupakan lambang duka dan kematian sehingga bendera putih dianggap merupakan sebuah pertanda duka dan kesedihan yang mereka alami karena kekalahan.

Bendera putih (Inspiradata)

Kemudian bendera putih ini muncul dan dikenal di dunia barat, khususnya saat perang-perang terjadi di beberapa daerah. Dari situlah akhirnya bendera putih mendapatkan ‘pengakuan internasional’ sebagai tanda untuk menyerah, gencatan senjata dan melakukan negosiasi.

Pembawa berita pada abad pertengahan juga membawa tongkat dengan bendera putih di atasnya, sebagai pembeda antara mereka dengan pejuang. Tentara sipil dulunya juga melambaikan bendera putih sebelum mengumpulkan kawan-kawannya yang terluka.

Bendera putih dan artinya lalu dikodifikasikan dalam Konvensi Jenewa dan Den Haag pada abad ke-19 dan 20. Konvensi ini juga menyepakati pelarangan tentara untuk menggunakan bendera putih sebagai siasat licik untuk menyerang musuh. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.