Jangan Coba Nyontek, Ada Drone yang Mengawasi Kamu

Merna Arini

Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan kegiatan mencontek saat ujian. Bukan hanya di Indonesia, di negara lain kegiatan buruk seperti ini tidak bisa dilenyapkan begitu saja. Terutama di era teknologi yang sudah semakin canggih belakangan ini. Gadget dan peralatan elektronik tak luput menjadi media alternatif untuk mencontek.

Tapi jangan salah, bukan hanya para siswa atau mahasiswa yang bisa memanfaatkan teknologi canggih untuk mencontek, para pendidik pun bisa memanfaatkan teknologi canggih untuk mencegah tindakan mencontek. Di propinsi Luoyang, Tiongkok, drone digunakan sebagai alat untuk memonitor ujian masuk universitas. Drone diterbangkan dari ketinggian 500 meter dan memonitor kegiatan para peserta ujian.

Setiap tahun ada jutaan orang di Tiongkok mengikuti ujian yang berlangsung selama dua hari. Ujian ini dikenal dengan sebutan “Gaokao”, atau semacam ujian saringan masuk seperti SNMPTN di Indonesia. Ujian ini bisa membuat stress para peserta ujian karena hasilnya dapat menentukan arah karir dalam hidup si peserta ujian.

Oleh karena itu, aksi menyontek di kalangan peserta ujian masuk universitas di Tiongkok merupakan hal yang lumrah. Beragam metode dilakukan peserta, mulai dari membeli jawaban, menyewa pengganti untuk mengikuti tes, serta menggunakan peralatan tanpa kabel (wireless) untuk berkomunikasi. Tapi ada salah satu metode paling umum yang belakangan marak digunakan oleh para peserta ujian, yakni mengirimkan pertanyaan ke orang lain di luar ujian melalui kamera miniatur yang disembunyikan di pulpen benda lain, kemudian menerima jawaban lewat earphone kecil yang diselipkan di dalam telinga.

Hal inovatif mencontek seperti di atas tentunya sudah tidak bisa lagi dilakukan oleh para peserta ujian karena drone yang dipergunakan di Tiongkok dapat menangkap sinyal radio yang dipancarkan. Lokasi sinyal radio lantas diteruskan ke staf pengawas yang memegang tablet, untuk kemudian ditindaklanjuti di arena ujian. Mereka yang kepergok menyontek akan dilarang mengikuti ujian itu selama tiga tahun. Anggota komplotan yang memberikan jawaban dari luar bahkan bisa menghadapi tuntutan pidana sesuai hukum yang berlaku di Tiongkok. Sejauh ini pihak Kementerian Pendidikan Tiongkok telah menangkap 23 orang sejak akhir Mei lalu yang berusaha berbuat curang dalam ujian.

Apa nantinya Kementrian Pendidikan di Indonesia akan memanfaatkan kecanggihan drone dalam tes SNMPTN seperti Tiongkok? Siap-siap saja ya guys!

Bagikan:

Merna Arini

Buka jendela ilmu dengan membaca.