Indonesia menjadi sorotan dunia. Fenomena â??Om Telolet Omâ?? menjadi perbincangan hangat di media sosial dan di beberapa media luar negeri. Bagaimana awalnya fenomena ini bisa terjadi?
Awal mula fenomena ini berawal dari aksi bocah-bocah tanggung di daerah Jawa Timur dalam memburu bunyi klakson bus yang terdengar ‘telolet’ dan merekamnya dengan telepon seluler. Kegiatan anak-anak tersebut murni hobi untuk mencari kepuasan batin. Apalagi mendapat suara telolet yang unik dan sudah dimodifikasi.
Dalam memburu telolet, mereka bergerombol dan rela menunggu lama. Ketika bus tiba, bocah-bocah tersebut akan mengacungkan jempol sambil berteriak â??Pak Telolet Pakâ?? ada juga yang teriak â??Om telolet Omâ??. Sebagian mereka juga ada yang sengaja menulis tulisan besar â??Om Teloletâ?? agar dibaca oleh supir bus.
Selain suara klakson standar yang terdengar seperti telolet, para supir pun banyak membawakan nada-nada lagu di hadapan anak-anak di pinggir jalan. Tidak sedikit pula orang dewasa dan orang tua ikut menyaksikan kegiatan request telolet tersebut.
Setelah mendapat suara telolet, mereka lalu memamerkan hasil buruan mereka dengan mengunggah rekamannya ke media sosial, mulai dari Facebook, YouTube dan lainnya.
Aksi para bocah di Jawa Timur itu kemudian merambat ke Jawa tengah, Yogyakarta, bahkan sampai Jakarta. Saking menariknya, tak jarang orang dewasa juga ikut memburu suara klason telolet. Bahkan ada yang membuat komunitas pemburu telolet.
Banyak netizen yang iseng melakukan om telolet om juga dengan cara berbeda, seperti berdiri di samping rel kereta api untuk meminta klakson dari masinis, hingga berdiri di lapangan menunggu helikopter atau pesawat terbang lewat. Kebanyakan tentu saja memanfaatkan platform internet untuk memamerkannya, sehingga tak bisa dielakkan lagi ‘om telolet om’ bisa tenar keluar Indonesia, karena memang internet digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia.
Dilansir jadiBerita dari beberapa sumber, fenomena ini sudah terjadi sekitar 5 sampai 6 tahun lalu, dan baru akhir tahun ini menjadi fenomena yang mendunia. (tom)