Lab AI yang berbasis AS, Cognition, telah memperkenalkan apa yang diklaim sebagai software engineer lunak AI pertama di dunia. Pembuatnya mengatakan bahwa AI bernama Devin, telah lulus uji rekayasa praktis yang diadakan oleh perusahaan AI terkemuka. Devin juga telah menyelesaikan pekerjaan nyata yang diposting di Upwork, platform freelancer berbasis AS, menurut Cognition.
“Devin adalah rekan tim yang gigih dan terampil, siap membangun bersama kamu atau menyelesaikan tugas secara mandiri untuk kamu tinjau. Dengan Devin, Software engineer dapat fokus pada masalah yang lebih menarik, dan tim rekayasa dapat mengerjakan tujuan yang lebih penting,” demikian posting blog resmi perusahaan tentang Devin.
BACA JUGA: 9 Rekomendasi Tools AI Writer Terbaik
Apa yang bisa dikerjakan Devin?
AI Devin memiliki kemampuan canggih dalam pengembangan perangkat lunak, termasuk pemrograman, debugging, pemecahan masalah, dll. Devin menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk terus belajar dan meningkatkan kinerjanya serta beradaptasi dengan tantangan baru. Secara sederhana, Devin dapat membangun dan membuat aplikasi dari awal hingga akhir dan juga dapat melatih dan menyempurnakan model AI-nya sendiri.
Devin dapat merencanakan dan mengeksekusi tugas-tugas rekayasa kompleks yang memerlukan ribuan keputusan. Hal ini dimungkinkan berkat kemajuan Cognition dalam penalaran dan perencanaan jangka panjang. Menurut perusahaan, Devin dapat mengingat konteks yang relevan pada setiap langkah, belajar sendiri seiring waktu, dan bahkan memperbaiki kesalahan.
Selain itu, pembuatnya juga memberikan kemampuan kepada insinyur perangkat lunak AI ini untuk berkolaborasi secara proaktif dengan pengguna. Devin melaporkan kemajuan secara real-time, mampu menerima umpan balik, dan bekerja bersama pengguna dalam pemilihan desain sesuai kebutuhan.
Performa Devin
Pada benchmark SWE-Bench, Devin berhasil menyelesaikan 13.86 persen isu tanpa bantuan dibandingkan dengan 1.96 persen tanpa bantuan dan 4.80 persen dibantu oleh model terkini sebelumnya.
Dari segi kinerja, AI Devin mampu meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam proses pengembangan perangkat lunak dengan mengotomatisasi tugas-tugas yang repetitif, menghasilkan kode secara instan, mempercepat jadwal proyek, dan mengurangi biaya pengembangan secara signifikan.
Salah satu aspek paling mencolok dari AI Devin adalah ketangguhannya terhadap kesalahan atau inkonsistensi manusia. AI ini mampu menjamin ketepatan dan keseragaman dalam praktik pemrograman yang dapat menghasilkan produk perangkat lunak berkualitas.
Perlu dicatat bahwa perusahaan belum mengungkapkan informasi tentang model AI yang menggerakkan AI Devin, dan juga belum mengungkapkan spesifikasi teknis terperinci. Beberapa alat berbasis AI populer lainnya yang membantu dalam pemrograman adalah OpenAI Codex, GitHub Copilot, Polycoder, CodeT5, Tabnine, dll.
Kesimpulan
Meskipun perusahaan telah menjelaskan kemampuan Devin, beberapa ahli merasa bahwa software engineer AI mungkin mengalami kesulitan dengan persyaratan kompleks atau situasi yang bergantung pada intuisi dan kreativitas manusia. Selain itu, alat AI seperti Devin tampaknya menimbulkan kekhawatiran tentang kehilangan pekerjaan. Namun, yang lain percaya bahwa Devin dapat menjadi pembantu bagi ribuan software engineer, menawarkan peluang kolaborasi baru antara kecerdasan manusia dan AI.
BACA JUGA: AI Bikin 4000 Orang Kehilangan Pekerjaan
Cognition, perusahaan di balik Devin, dipimpin oleh Scott Wu. Cognition menyebut dirinya sebagai laboratorium AI yang berfokus pada penalaran. Perusahaan mengklaim bahwa mereka sedang membangun AI dengan kemampuan yang melampaui alat AI yang ada. “Membangun Devin hanya langkah pertamaโtantangan terberat kita masih berada di depan,” demikian tertulis di situs web mereka. AI ini akan segera tersedia untuk disewa untuk pekerjaan rekayasa, namun untuk saat ini, perusahaan perlu bergabung dalam waiting list.