Mungkin kamu sering mengalami, saat berenang terlalu lama, atau ketika sedang berendam, jari tangan maupun kaki kamu akan jadi keriput. Meski hanya bersifat sementara, kenapa jari bisa keriput saat lama terkena air?
Dilansir jadiBerita dari berbagai sumber, beberapa peneliti berpendapat bahwa fenomena jari keriput ini adalah hasil dari reaksi biokimia, proses osmosi di mana air yang berpindah juga ikut menarik sejumlah senyawa dari dalam kulit, meninggalkan lapisan kulit menjadi kering dan keriput setelahnya.
Kulit manusia layaknya baju pelindung besi yang berfungsi melindungi bagian dalam tubuh dari serangan kuman dan bakteri, sekaligus menjaga agar cairan tubuh tetap berada di dalam. Sayangnya, kulit tidak tahan air.
Lapisan terluar kulit, epidermis, bertanggung jawab untuk reaksi pengeriputan ini. Epidermis mengandung kelompok sel keratinosit, yang berfungsi untuk memperkuat kulit dan menjaganya tetap lembap. Sel-sel ini kemudian membelah dengan cepat di bagian bawah epidermis, mendorong sel-sel yang lebih tinggi semakin ke atas. Setelah setengah perjalanan, kelompok sel ini kemudian akan mati. Sel keratin yang mati kemudian menciptakan lapisan epidermis sendiri, yang disebut dengan stratum korneum.
Ketika tangan direndam dalam air, keratin menyerap air. Namun, bagian dalam jari tidak ikut membengkak. Sel keratin yang mati membengkak dan mulai â??menjajahâ?? sisa permukaan kulit, namun sel-sel ini masih terhubung pada sel di bagian dalam jari yang masih hidup namun terdesak akibat pembengkakan. Akibatnya, lapisan stratum korneum kemudian mengeriput, sama halnya dengan sebuah rok yang kusut tidak keruan, untuk memberikan tempat sementara bagi pembengkakan ini.
Kekusutan hanya terjadi di jari-jari tangan dan kaki karena lapisan epidermis pada bagian tubuh ini memiliki tekstur yang lebih tebal daripada bagian tubuh lainnya. Rambut dan kuku juga mengandung jenis keratin berbeda yang juga menyerap air. Inilah alasannya mengapa kuku menjadi lunak setelah mandi atau mencuci piring.
Menurut Scientific American, para ilmuwan berhasil mengetahui bahwa jari keriput setelah berlama-lama di dalam air bukan sekadar refleks sederhana atau hasil dari proses osmosis, melainkan peran dari sistem saraf.
Alasannya, para dokter bedah telah mengungkapkan bahwa jika beberapa saraf dalam jari dipotong atau rusak, respon keriput ini tidak akan muncul. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan kondisi kulit ini adalah reaksi paksa yang dilepaskan oleh sistem saraf otonom tubuh, sistem yang juga mengontrol pernapasan, detak jantung, dan keringat. Faktanya, kerutan khas yang hanya ditemukan di telapak tangan dan kaki ini disebabkan oleh pembuluh darah yang menyempit di bawah permukaan kulit.
Jari keriput, menurut para dokter bedah, adalah pertanda sistem saraf yang utuh. Dan benar saja, respon keriput yang terlihat di setiap bantalan jari ini telah digunakan sebagai metode untuk menentukan apakah sistem saraf simpatetik masih bekerja dengan baik pada pasien yang dinyatakan tidak responsif.
Uniknya, keriput di jari tidak akan muncul sampai sekitar 5 menit lamanya berada di dalam air secara berkelanjutan, yang berarti kontak dengan air yang singkat dan tidak disengaja tidak cukup untuk bisa menghasilkan kerutan. Maka dari itu, kamu tidak pernah mengalami jari-jari yang mengerut saat terkena air hujan atau berada di tempat lembap dan berembun. Lebih lanjut, jari keriput akan terjadi dengan lebih cepat sebagai respon terhadap air tawar daripada air laut, yang dapat mencerminkan kondisi yang mungkin awalnya berkembang hanya pada primata. (tom)