Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun rumah tangga. Yang namanya limbah, sudah pasti tak berguna, bahkan bisa mengakibatkan polusi. JB’ers juga mungkin pernah melihat limbah yang dikeluarkan dari pabrik di lingkungan sekitar kamu. Namun di tangan dua pemuda Indonesia ini, limbah bisa jadi sesuatu yang lebih berguna.
Samuel Benedict dan Christopher Richard, siswa kelas XII SMA Santa Laurensia berhasil menyabet medali emas dalam ajang Genius Olympiad 2017 di Oswego, Amerika Serikat. Keduanya menciptakan cat anti karat dari sampah rambut.
Samuel mengaku mendapatkan ide untuk membuat cat anti karat ini dari banyak rambut bekas potongan di tempat Samuel memotong rambutnya. “Idenya awalnya pas saya lihat banyak sampah rambut sampai berdus-dus di tempat saya cukur rambut,” kata Samuel memulai cerita, di SMA Santa Laurensia, Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, seperti dikutip dari Metrotvnewscom, Rabu (25/10/2017).
Dari situ, Samuel lalu berinisiatif mengetahui kandungan rambut dengan mencari informasinya di internet. Dari pencariannya, Samuel mengetahui ada zat keratin di dalam rambut yang merupakan ikatan unsur sulfida, di mana zat dan bahan tersebut bisa bermanfaat untuk meningkatkan kualitas cat.
“Saya pikir, kenapa keratin ini enggak dimanfaatkan untuk di cat saja. Lalu saya coba-coba, bikin formulasi cat yang beda-beda,” tutur Samuel.
Setelah melakukan percobaan sana sini, diketahui campuran cat yang ditambahkan formulasi karetin dari ekstrasi rambut manusia dapat menjadikan besi, alumunium, zink dan bahan lain yang dicat menjadi lebih baik. “Sebenarnya bukan hanya secara fungsinya, tapi secara kimiawi cat dengan campuran karetin rambut ini lebih optimal saat diaplikasikan di setiap media cat, dan hasil dari pengecatan juga baik,” tambah dia.
Remaja yang memiliki hobi Bulutangkis ini menyebut, cat yang kandungannya ditambah ekstrak keratin dari formulasi sampah rambut akan lebih awet. Karena tidak hanya melindungi secara fisik namun juga secara kimiawi.
“Cat dengan ekstrak keratin limbah rambut lebih tahan asam dan besi yang dilapisi cat tersebut tidak mudah korosi,” imbuh dia.
Terkait penemuan itu, kini cat dari bahan sampah rambut sedang dikembangkan formulanya agar dapat diaplikasikan pada bahan lain. “Harusnya bisa juga buat cat tembok, dan lain-lainnya. Saya sedang kembangkan ke arah itu, dan sedang usaha membuat patennya,” ucap dia.
Dari tangan dan buah pikirnya, Samuel dan Christopher diganjar medali emas dalam ajang Genius Olympiad 2017 di Oswego, AS pada Juli 2017. Kedunya berhasil mengungguli ribuan peserta olimpiade dan 360-an peserta beregu yang berasal dari 73 negara di dunia.
Buah pikirnya mampu memenangkan ide kreatif dan inovasi kategori sains dari bahan baku limbah (sampah) pada ajang Sains Internasional tersebut. Samuel mengaku baru pertama kali mengikuti kompetisi Internasional itu. Mulanya ia sempat merasa tak percaya diri. Namun, setelah mampu meyakinkan dewan juri dengan presentasi yang dibawakan, akhirnya ide brilian Samuel dan Christopher memperoleh hasil gemilang.
“Pertama kali sempat minder banget karena lihat project yang lain itu bagus-bagus banget. Misalnya, ada yang identifikasi leukimia sejak dini, soal kanker. Itu sangat scientist banget. Tapi saya pede, karena penemuan ini sangat inovatif, unik dan beda,” kata Samuel bangga.
Semoga saja produk Samuel dan Christopher ini bisa dijual di Indonesia, sehingga tak perlu lagi mengimpor cat dari luar karena sudah diproduksi di dalam negeri. Sukses terus untuk Samuel dan Christopher. (tom)