Pernah nggak kamu bertanya-tanya, kenapa sih laut terlihat biru? Atau kadang-kadang malah terlihat hijau?
Warna laut yang biru memang punya efek menenangkan. Penelitian dari Richard Shuster menunjukkan warna biru cenderung membuat orang bisa merasa tenang dan damai. Oleh karena itu, saat kita menatap laut yang biru, kita bisa merasa lebih rileks. Bahkan, gelombang otak kita bisa ikut berubah frekuensinya agar sejalan dengan frekuensi gelombang di laut.
Tapi, kenapa sih air laut itu biasanya terlihat biru? Nah, sebenarnya warna biru di laut ini berasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan laut. Cahaya matahari itu terdiri dari spektrum warna yang berbeda-beda, dan warna biru inilah yang paling banyak dipantulkan oleh air laut. Itulah sebabnya, air laut terlihat biru.
Tapi, kalau ada partikel atau zat lain yang ada di dalam air laut, warnanya bisa berubah, lho. Misalnya, kalau ada plankton atau alga di dalam air laut, warnanya bisa jadi hijau atau bahkan coklat. Atau kalau ada partikel pasir dan tanah di dalamnya, warnanya bisa jadi keruh atau kecoklatan.
Kenapa Air Laut Berwarna Biru?
Jika kamu pernah mempelajari Raleigh scattering dalam pelajaran Sainsmu, maka fenomena ini menjelaskan mengapa langit terlihat biru. Secara sederhana, atmosfer cenderung menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek (biru) dengan lebih banyak dibandingkan dengan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang (merah). Cahaya biru dari matahari tersebar ke segala arah, jauh lebih banyak dibandingkan dengan warna-warna lainnya. Jadi, ketika kita melihat ke langit, kita melihat biru.
Namun, saat matahari terbit dan terbenam, sudut cahaya sinar matahari ke atmosfer berubah drastis, dan sebagian besar gelombang cahaya hijau dan biru tersebar bahkan sebelum mencapai atmosfer yang lebih rendah, sehingga dalam hal ini, kita melihat lebih banyak warna merah dan oranye di langit.
Jika kamu menganggap bahwa laut berwarna biru karena cahaya biru dari langit dipantulkan, maka kamu benar. Namun, ada faktor lain yang lebih dominan yaitu penyerapan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang (warna merah). Di dalam air, penyerapan sangat kuat di area warna merah dan lemah di area warna biru. Oleh karena itu, cahaya merah cepat terserap di laut, sehingga membuat cahaya yang terpantul menjadi biru. Ketika cahaya menyentuh laut, molekul-molekul yang ada di dalam air menyerap beberapa cahaya.
Pada kedalaman yang lebih dalam, tidak semua gelombang cahaya dapat menembus air sepenuhnya. Ada terlalu banyak molekul air yang menghalangi. Hal ini menjelaskan mengapa air yang lebih dangkal memiliki warna biru yang lebih terang dibandingkan dengan yang lebih dalam. Penyerapan yang lebih sedikit berarti refleksinya pun lebih sedikit.
Kamu bisa menghubungkan warna laut dengan warna langit. Namun, keduanya ada secara terpisah satu sama lain. Dalam kedua kasus tersebut, penyerapan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang (merah) menghasilkan warna biru. Sedangkan dalam air, penyerapan cahaya merah hanya berfungsi jika cairannya murni. Jika tidak, cahaya yang tersebar oleh alga, lumpur, atau kotoran lain yang ada di laut akan mengalahkan warna biru air.
Kenapa Air Laut Berwarna Hijau?
Fitoplankton adalah organisme fotosintetik bersel satu yang sangat kecil dan hidup di lapisan atas yang terkena sinar matahari di hampir semua laut dan perairan tawar di Bumi.
Klorofil adalah zat penyerap cahaya yang penting di laut, yang dimanfaatkan oleh fitoplankton dalam mengeluarkan karbon melalui fotosintesis. Seperti yang kita tahu, klorofil adalah pigmen hijau, dan karena itu fitoplankton dapat menyerap bagian-bagian spektrum cahaya yang biru dan merah dan memantulkan cahaya hijau. Klorofil menyerap energi dari sinar matahari, itulah sebabnya sebagian besar tanaman laut dan darat berwarna hijau.
Fitoplankton memiliki jenis dan kandungan klorofil yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita dapat memperkirakan jumlah dan jenis fitoplankton yang ada di laut berdasarkan warnanya. Semakin hijau warnanya, semakin tinggi populasi fitoplankton yang ada. Warna laut juga menunjukkan kimia dan kesehatan laut tersebut.
Selain karbon dioksida dan sinar matahari, nutrisi seperti fosfor dan nitrogen juga sangat penting bagi Fitoplankton. Kita dapat mendeteksi di mana tingkat nutrisi tinggi di laut berdasarkan distribusi tumbuhan. Warna laut juga menunjukkan di mana polutan mencegah pertumbuhan tumbuhan dan meracuni laut.
Fitoplankton memainkan peran yang sangat penting di sini. Industri perikanan di laut juga menargetkan daerah yang kaya akan fitoplankton sebagai tempat penangkapan ikan. Bagaimana mereka bisa tahu? Mereka melihat warna laut. Oleh karena itu, warna laut merupakan alat penelitian yang berharga untuk mempelajari biologi, kimia, dan fisika laut.
Air Laut Warna Coklat Tidak Selalu Kotor
Warna air laut lebih coklat yang kita anggap kotor dan dilihat seakan-akan nggak baik. Rupanya air yang keruh adalah efek dari upwelling. Ini adalah proses di mana air dingin naik ke permukaan dan sering terjadi di laut terbuka dan sepanjang garis pantai.
Dalam hal ini, air memiliki banyak pasir terapung yang terbawa ombak, sehingga warnanya menjadikeruh. Hal ini juga bisa disebabkan oleh beberapa organisme biologi lain yang memantulkan cahaya dengan berbeda, yang menyebabkan keruhnya air tersebut.
Kesimpulan
Berhentilah memiliki pandangan bahwa laut yang berwarna biru adalah laut yang aman dan bersih sedangkan laut yang berwarna hijau atau coklat itu kotor. Sebenarnya, warna laut tidak sepenuhnya dan pasti menentukan kebersihan laut tersebut. Apa yang menentukan? Tidak lain adalah jumlah besar sampah yang mengambang dan membunuh kehidupan laut. Lebih baik berenang di laut yang berwarna coklat daripada di laut yang biru yang telah dijadikan tempat pembuangan sampah oleh manusia.
Jadi, ketika kamu menemukan laut yang lebih keruh atau berwarna hijau, itu tidak selalu berarti kotor, lebih kotor, atau kurang layak dinikmati. Kecuali jika penuh dengan plastik dan sampah atau dianggap sebagai laut paling berbahaya di dunia.