Kehidupan seorang manusia keturunan Bali selalu diiringi upacara adat dan keagamaan dari lahir sampai meninggal. Aneka macam ritual digelar dalam menyeimbangakn hubungan seseorang dengan lingkungan dan Sang Pencipta. Nah, kali ini saya membahas tradisi metatah (sangging), yaitu ritual memotong gigi bagi remaja laki-laki dan perempuan yang menginjak dewasa di Bali.
Praktek sebenarnya bukanlah memotong benda sebagaimana orang memotong pohon bambu. Lebih tepat disebut mengikir atau merapikan barisan gigi yang tidak rata. Gigi yang diratakan adalah 6 gigi atas, termasuk gigi tarik. Proses ini dilakukan oleh seorang yang disebut sangging dan memiliki kekuatan supranatural. Upacara metatah berjalan selama 10 sampai 15 menit dengan penjagaan keluarga yang ketat.
Dalam kepercayaan masyarakat Bali, upacara adat metatah bertujuan membunuh enam musuh dalam diri manusia yang dinggap kurang baik bahkan sering dianggap sebagai musuh dalam diri sendiri. Enam musuh itu yang disebut dengan Sad Ripu. Meliputi:
- Kama (hawa nafsu yang tidak terkendalikan)
- Loba (ketamakan, ingin selalu mendapatkan yang lebih)
- Krodha (marah yang melampaui batas dan tidak terkendalikan)
- Mada (mabuk yang membawa kegelapan pikiran)
- Moha (kebingungan dan kurang mampu berkonsentrasi sehingga seseorang tidak dapat menyelesaikan tugas dengan sempurna)
- Matsarya (iri hati atau dengki yang menyebabkan permusuhan)
Upacara metatah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini disebabkan banyak perlengkapan sesajen yang diperlukan. Juga kebiasaan mengundang sanak saudara dan keluarga besar untuk hadir layaknya sebuah hajatan pernikahan. Oleh karena itu masyarakat Bali mensiasatinya dengan melakukan metatah secara beramai-ramai atau digabungkan dengan rangkaian upacara adat lainnya.