Kode Pergaulan Unik, Cuma di Indonesia

Hutomo Dwi

Selain dikenal sebagai bangsa yang ramah, orang Indonesia juga dikenal sebagai orang-orang yang lucu dan kreatif. Sebagai negara yang statusnya masing berkembang, kita memang menemui banyak sekali kesulitan dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, hal itu tidak membuat kita berhenti mencari solusi dan hidup dengan lebih kreatif lagi. Kreatifitas itulah yang akhirnya membuat orang Indonesia memiliki aturan-aturan pergaulan yang mungkin hanya dimengerti oleh sesama orang Indonesia saja. Apa saja kode pergaulan yang hanya ada di Indonesia? Berikut penjelasannya, dikutip dari Kaskus, Kamis (26/2/2015).

1. Jam Indonesia

Hanya orang Indonesialah yang mengerti peraturan tentang jam yang satu ini. Kita tentu sering diundang ke sebuah acara, dan ketika ditanya, â??jam berapa?â? jawabnya adalah â??habis Maghribâ?. Maka, tanpa diberi tahu secara spesifik, kita akan datang sekitar pukul 6.30 atau pukul 7.00 malam. Dengan mengandalkan insting, orang Indonesia bisa tahu apa itu artinya â??habis Maghribâ?. Demikian pula jika kita berjanji untuk bertemu dengan teman, biasanya kita akan diberi kode â??siangan dikitâ?, maka kita akan datang sekitar pukul 10.00 atau 11.00 pagi.

2. Liat ntar ya

Orang Indonesia sering dihinggapi rasa â??tidak enakâ? pada seseorang. Bahkan untuk melakukan sesuatu yang jelas-jelas benar, perasaan â??tidak enakâ? ini sering kali menghampiri. Demikian juga dalam hal menolak sebuah tawaran atau ajakan. Dibandingkan menolak dengan tegas, biasanya orang Indonesia akan memilih kata â??Liat ntar, yaâ?¦â?. Kalau kamu mendapat kata â??liat ntarâ?, sudah hampir bisa dipastikan bahwa tawaran atau ajakan kamu itu ditolak. Hanya saja orang yang kamu ajak sungkan untuk menolak secara langsung. Orang yang dapat jawaban â??liat ntarâ? juga cenderung mengerti bahwa jawaban tersebut hanya kata lain dari â??tidak”.

3. Kualat

Orang-orang di Indonesia sangat menghargai orang yang lebih tua. Itu sebabnya, ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, orang di Indonesia selalu mencium tangan sebagai perwujudan rasa hormat dan patuh. Orang tua dianggap sebagai orang yang telah mengalami banyak kejadian dalam hidup, oleh karena itu nasihat orang tua wajib didengar. Jika tidak mendengar nasihat orang tua atau melawan orang tua, seseorang bisa kualat atau mendapat sial. Soal kualat ini, memang sudah â??dipeliharaâ? sejak dahulu kala. Buktinya ada dongeng Malin Kundang atau Sangkuriang.

4. Belum lima menit

Biasanya, jika sebuah makanan jatuh ke lantai, orang akan membuang makanan tersebut. Namun di Indonesia, ada istilah â??belum lima menitâ?. Tentu kita sering melihat kejadian seperti ini: makanan jatuh ke lantai dan seseorang memungut makanan itu lalu sambil nyengir berkata, â??belum lima menitâ?. Kemudian dengan cuek memakan kembali makanan tersebut. Usut punya usut, ternyata terminologi â??belum lima menitâ? ini muncul akibat sebuah iklan pembersih lantai di tahun 1990-an. Dalam iklan tersebut, produsen pembersih lantai tersebut menunjukkan keunggulan produknya yang bisa mematikan semua kuman di lantai sehingga jika ada makanan jatuh, makanan tersebut tidak terkontaminasi kuman.

5. Belum rejeki

Ungkapan “belum rejeki” adalah ungkapan yang paling pas menurut orang Indonesia untuk menghibur teman atau menghibur diri sendiri. Jika seseorang sudah melakukan semua yang terbaik, namun hasil yang didapatkan masih belum maksimal, maka orang Indonesia akan berkata â??Sudahlah, namanya juga belum rejeki.â? Ungkapan â??Belum rejekiâ? juga digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak mengenakkan. Misalnya ada yang bertanya, â??kemarin lolos CPNS, nggak?â? maka menjawab dengan â??belum rejekiâ? akan lebih dipilih daripada menjawab dengan â??gak lulus.â?

6. Pamali

Pamali atau pantangan adalah hal-hal yang sering kita dengar dari orang tua kita atau kakek/nenek kita. Pantangan tersebut tentunya berawal dari banyaknya kasus yang terjadi karena melanggar pantangan tersebut meski segala sesuatunya adalah bersandarkan atas kehendak Tuhan. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.