Seperti Apa Hari Kiamat Menurut Ilmuwan?

Sebagai orang yang beragama Islam, tentunya percaya atau yakin dengan datangnya hari kiamat. Menurut ajaran Islam, hari kiamat pasti akan datang, namun tidak ada yang tahu kapan datangnya hari kiamat itu. Meski sudah ada gambaran mengenai bagaimana kiamat itu terjadi di dalam Alquran, namun ada beberapa teori atau pendapat dari para ilmuwan mengenai terjadinya hari kiamat. Berikut teori-teorinya seperti dilansir dari blog Tiarprasetia, Jumat (15/5/2015).

Teori yang pertama dari segi astronomi. Berdasarkan astronom Sir Jame Jeinz, bumi yang kita diami ini, begitu pula planet-planet lain dari tata surya, beredar di angkasa mengelilingi matahari. Peredaran itu berjalan rapi tanpa terjadi benturan dan daya tarik menarik antara bumi dengan matahari, maupun dengan planet-planet lain dengan perimbangan yang serasi. Namun menurut teori ilmu alam, daya tarik menarik itu tidakklah selamanya utuh. Kian lama kian surut, akhirnya habis sama sekali. Maka dapat dibayangkan apa yang terjadi, andaikata suatu saat keseimbangan daya tarik menarik itu telah tiada lagi, maka bumi kita ini akan bertubrukan dengan planet-planet lain, atau meluncur dengan kecepatan yang maha dahsyat menubruk matahari.

Kemudian ada lagi teori kiamat menurut geologi. Bumi ini terbuat dari semacam gas panas atau nebula. Dalam waktu jutaan tahun gas panas itu makin lama makin dingin, sehingga akhirnya membeku dan menjadi zat padat seperti yang terdapat pada kulit bumi. Tetapi dalam perut bumi yang besar itu masih tersimpan gas-gas panas yang sifatnya berkembang dan mendesak arah ke luar, dan kulit bumi tidak meletus karena hanya ada tekanan udara atau atmosfir dari luar hingga tekanan dari dalam dan tekanan dari luar seimbang adanya. Suatu saat terjadi tekanan gas panas dari dalam bumi sehingga terjadilah letusan gunung dan gempa. Setiap benda panas lama-lama akan menjadi dingin, demikian juga gas yang ada diperut bumi lambat laun akan cair dan beku, serta tekanannya akan berkurang, bahkan lenyap sama sekali. Peristiwa tersebut mengakibatkan bumi ini pecah oleh tekanan atmosfir dari luar.

Berikutnya ada teori kiamat menurut fisika. Ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat. “Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat bisa diprediksi oleh sains terjadi di bumi,” jelasnya. Febdian mengatakan kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya gempa. Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. “Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa,” ujarnya. Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini. Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. “Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di bumi,” terangnya.

Ada juga teori kiamat yang diakibatkan oleh komet, layaknya film “Armageddon”. Menurut para ilmuwan, musnahnya spesies Dinosaurus disebabkan oleh tabrakan komet besar dengan bumi, dimana ketika komet besar itu menabrak bumi, panas yang dihasilkan dari pembakaran ketika masuknya komet tersebut ke dalam atmosfer, dan ketika komet itu menyentuh bumi akan memusnahkan kehidupan yang ada di bumi ini. Salah satu jenis komet besar yang pernah jatuh ke bumi adalah komet yang jatuh di Sumatera Utara ribuan tahun yang lalu dan hasil benturan bumi dengan komet tersebut membentuk Danau Toba. Bisa dibayangkan jika yang jatuh adalah komet yang lebih besar lagi.

Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dalam bukunya “Alquran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”, mengemukakan bahwa ada beberapa sekenario tentang terjadinya kiamat menurut sains. Skenario pertama menggambarkan habisnya bahan bakar temonuklir yaitu hidrogen dalam
matahari. Kalau reaksi nuklir makin berkurang, matahari akan menjadi dingin dan bumi akan membeku. Tak ada tanaman yang akan tumbuh dan kehidupan di bumi akan berakhir. Waktu yang dibutuhkan matahari untuk menghabiskan bahan bakarnya berkisar sekitar 5 miliar tahun.

Skenario kedua menggambarkan habisnya hidrogen dibumi. jika hidro gentersebut habis, maka semua makhluk hidup akan mati membeku seperti pada skenario pertama. Barangkali selama miliaran tahun juga.

Skenario ketiga menggambarkan mengembangnya matahari. Sebagaimana di diketahui, matahari merupakan salah satu bintang dalam galaksi kita yang letaknya paling dekat dengan bumi. Evolusi matahari akan mengikuti bintang-bntang lainnya yaitu bila ia telah â??Padamâ? ia akan menyusut menjadi kecil sampai pada suatu saat ketika energi gravitasinya berubah menjadi panas dan mengubahnya menjadi bintang raksasa merah. Pada kondisi demikian sistem tata surya sebagian (termasuk bumi kita) akan tertelan oleh matahari, semua makhluk hidup akan mati terbakar.

Selain teori yang sudah disebutkan di atas, sebenarnya masih banyak teori lain yang menyebutkan kiamat menurut sains, namun yang umum adalah yang sudah disebutka di atas. Sebagai umat Muslim, teori manapun yang kita baca, tentunya kita harus mengacu pada Alquran mengenai bagaimana kiamat itu terjadi. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Acha Septriasa Go International Main Film Asing

Girls, Pribadi Ini Harus Kamu Miliki