Setiap tanggal 9 Agustus, negara tetangga kita, yaitu Republik Singapura selalu memperingati dan merayakan hari kemerdekaannya. Singapura menyatakan deklarasi kemerdekaannya pada tanggal 9 Agustus 1965 setelah sebelumnya menjadi salah satu negara bagian dalam Federasi Kerajaan Malaysia. Sama seperti Indonesia, Singapura juga dipimpin oleh seorang presiden. Namun tahukah kamu kalau presiden pertama Singapura adalah keturunan Indonesia?
Beliau adalah Yusof bin Ishak. Gelar lengkapnya ialah Yang Amat Berhormat Tun Yusof bin Ishak. Dilansir jadiBerita dari Singapore Infopedia, Selasa (30/6/2015), beliau dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1910 di Padang Gajah, Trong, Bandar (Kota) Taiping, Negara Bagian Perak, Kerajaan Malaysia. Ayah Yusof bin Ishak berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia, sedangkan ibunya berasal dari Langkat, Sumatera Utara, Indonesia. Kedua orangtuanya hijrah ke Pulau Penang sebelum melanjutkan ke Negeri Perak, Malaysia. Yusof bin Ishak adalah Yang Di-Pertuan Negara Singapura yang kedua sekaligus Presiden Singapura yang pertama.
Di sekolah, Yusof sangat menggemari olahraga hoki, kriket, angkat berat, dan tinju. Pada tahun 1933, Yusof menjadi juara tinju dalam kelas lightweight. Selain itu, Yusof juga aktif menjadi ketua murid dan penyunting dalam majalah sekolah Rafflesian.
Setelah meninggalkan sekolah pada tahun 1929, beliau bersama dua rekannya menerbitkan majalah Sportsman, sebuah majalah dwi-mingguan yang berisi berita-berita tentang bola. Pada tahun 1932, Yusof menjadi anggota Warta Malaya, sebuah surat kabar berbahasa Melayu yang terkenal saat itu. Kemahirannya sebagai seorang wartawan mengantarkan Yusof menerima jabatan sebagai Pembantu Pengurus dan Penanggung Jawab Suntingan walaupun hanya sebentar. Pada tahun 1938, Yusof mengundurkan diri dari Warta Malaya, untuk selanjutnya mendirikan Utusan Melayu Press Ltd. bersama beberapa temannya. Edisi pertama Utusan Melayu terbit pada bula Mei 1939, dimana Yusof menjadi pengarah.
Semasa pendudukan Jepang (1942-1945), Yusof berada di Semenanjung Malaya. Setelah Jepang menyerah kalah kepada Sekutu, Yusof pun kembali ke Singapura pada tanggal 3 September 1945 dan melanjutkan kembali semua pekerjaannya di Utusan Melayu. Pada tahun 1948, Yusof berkunjung ke Inggris sebagai anggota delegasi First Press Delegation. Pada awal tahun 1957, beliau terbang ke Jepang untuk mengecek alat cetak terbaru yang akan digunakan oleh Utusan Melayu. Pada bulan Mei di tahun yang sama, Yusof bertolak ke Kuala Lumpur untuk mengikuti pembinaan Bangunan Utusan. Saat itu, Yusof dilantik menjadi Presiden Press Club of Malaya.
Yusof bin Ishak telah memegang beberapa jabatan penting dalam pemerintahan Singapura. Puncak karier Yusof bin Ishak adalah pada tanggal 3 Desember 1959, saat beliau akhirnya dilantik menjadi Yang Di-Pertuan Negara Singapura yang pertama. Setelah pelantikannya, Yusof bersama istrinya yang bernama Toh Puan Noor Aishah melakukan kunjungan resmi yang pertama ke Kamboja di bulan April 1963.