Kreasi Siswa SMP Ciptakan Alat Deteksi Longsor

Hutomo Dwi

Sepertinya akhir-akhir ini semakin banyak siswa SMP atau SMA yang mampu menciptakan teknologi yang belum ada sebelumnya, paling tidak di Indonesia. Kali ini datang dari siswa SMPN 1 Solo. Pelajar dari sekolah tersebut berhasil menciptakan alat deteksi dini tanah longsor, dengan biaya teramat murah,  yakni Rp 150 ribu. Selain untuk deteksi dini tanah longsor, alat sederhana yang didesain dalam dua versi, masing-masing mekanikal murni serta berpelengkap Closed Circuit Television (CCTV) ini, dapat pula didayagunakan untuk deteksi dini banjir.

Pelajar yang membuat alat tersebut ada 4 orang, yang semuanya duduk di kelas IX. Mereka adalah Octa Enry Putra, Putri D. Larasati, M. Andika Arya Prima, Fanny Sari Nugrahaning Widi. Karya anak bangsa ini diperagakan penggunaanya di hadapan Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Suharto dan ribuan Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat upacara di halaman Balai Kota, Kamis tanggal 17 lalu. Alat pendeteksi bencana dini ini berhasil menyabet juara pertama dalam ajang Creanova di Solo Tecno Park (STP) yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo belum lama ini.

Peragaan alat pendeteksi longsor (Krjogja)
Peragaan alat pendeteksi longsor (Krjogja)

Dilansir dari Krjogjacom, Jumat (18/9/2015), pada prinsipnya, alat ini hanya memberi peringatan dini, sehingga masyarakat dapat melakukan tindakan cepat agar terhindar dari bencana tanah longsor. Saat terjadi pergerakan tanah sebagai indikasi awal tanah longsor, tambahnya, alat tersebut akan memberikan sinyal dalam bentuk sirine dan pijar lampu, sehingga masyarakat masih berkesempatan untuk menyelamatkan diri.

Mengenai alatnya sendiri, bentuknya juga cukup sederhana. Alat terbuat dari bandul besi dibungkus dalam plastik dan letakkan di sebuah tiang yang tertancap di tanah. Bilamana ada pergerakan tanah maka kedudukan besi terbungkus plastik akan bergerak. Bandul besi inilah akan terhubung dengan konduktor akan menyala dan sirine berbunyi.

Selain peragaan alat pendeteksi longsor tersebut, ada juga alat pemadam api sederhana bernama Pawang Geni (Penjinak Api) karya Tomo Pawang Geni, warga Kelurahan Sudiroprajan. Alat pemadam api yang mengandalkan pompa manual sebagai sumber penggerak mekanik, sudah diproduksi secara massal dengan melibatkan siswa Sekolah menengah Kejuruan (SMK). (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.