Don't be Captious

Musa La Ode Abu Hanafi, Hafiz Cilik yang Harumkan Indonesia di Mesir

Indonesia memang tak pernah kehabisan akan orang-orang berprestasi. Presiden Joko Widodo, melalui akun facebook-nya mengutarakan rasa bangga terhadap seorang hafiz cilik berusia 7 tahun yang berhasil mengharumkan nama bangsa di Mesir.

Prestasi Musa La Ode Abu Hanafi, Hafidz cilik usia 7 tahun, membuat kita bangga. Musa yang merupakan peserta termuda, berhasil meraih peringkat tiga kompetisi hafalan Al Quran pada Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) Internasional Sharm El Sheikh, Mesir. Apa yang diraih Musa mengharumkan nama Indonesia di dunia Islam. Selamat, Musa.

Begitulah ucapan selamat dan rasa bangga yang dituturkan oleh Presiden Jokowi, pagi (17/4) di akun facebooknya.

Dialah Musa La Ode Abu Hanafi, bocah berusia 7 tahun 10 bulan asal berhasil meraih peringkat tiga dalam kompetisi hafiz internasional. Musa didampingi oleh orang tuanya, diutus oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Agama dalam rangka memenuhi undangan Kementerian Wakaf Mesir, untuk mengikuti Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) Internasional di Sharm El-Sheikh Mesir pada 10-14 April 2016.

Sumber foto: Kemenag RI

Musa merupakan peserta termuda sekaligus utusan Indonesia satu-satunya yang berpartisipasi pada perlombaan tersebut. Dilansir dari KBRI Cairo, terdapat 3 cabang lomba, yaitu hafalan 30 juz dewasa beserta tafsir, cabang hafalan 15 juz dewasa beserta tafsir, dan cabang hafalan 30 juz untuk anak-anak.

Jumlah peserta MHQ Internasional Sharm El-Sheikh untuk semua cabang mencapai 80 orang yang terdiri dari 60 negara antara lain Mesir, Sudan, Arab Saudi, Kuwait, Maroko, Chad, Aljazair, Mauritania, Yaman, Bahrain, Nigeria, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Australia, Ukraina, dan Indonesia serta negara-negara lainnya.

kemenag.go.id

Di antara peserta lainnya berusia di atas sepuluh tahun, Musa menjadi daya tarik tersendiri yang berhasil mendorong jurnalis Kantor Berita MENA mewawancarai Musa dan orang tuanya pada hari pertama kedatangan mereka. Pada keesokan harinya hasil wawancara tersebut sudah dimuat di sejumlah media Mesir dengan judul: Indonesia Berpartisipasi pada MTQ Internasional Sharm El-Sheikh dengan Peserta Paling Kecil.

Waktu perlombaan, Musa diminta untuk menuntaskan 6 soal, dirinya berhasil menjawabnya dengan tenang, tanpa sedikitpun keraguan dalam dirinya. Berbeda dengan para peserta lomba lainnya yang rata-rata mengalami lupa, bahkan diingatkan dan dibantu oleh dewan juri. Lancarnya bacaan dan ketenangan Musa dalam membawakan ayat-ayat Al-Quran, membuat Ketua Dewan Juri Sheikh Helmy Gamal, Wakil Ketua Persatuan Quraa Mesir dan sejumlah hadirin, meneteskan air mata.

Sumber foto: Kemenag RI

Tak hanya itu saja, decak kagum terhadap penampilan Hafiz Cilik Indonesia pun turut ditunjukan oleh para peserta yang menjadi saingan Musa. Usai tampil Musa langsung diserbu oleh oleh para hadirin untuk berfoto dan mencium kepalanya sebagai bentuk takzim sesuai budaya masyarakat Arab.

Sumber foto: Kemenag RI

Meskipun usianya yang masih kecil membuat lidahnya masih cadel dan belum bisa menlafalkan huruf “R” Musa dinilai telah menjadi juara di hati dewan juri dan para hadirin, meskipun secara tertulis dia hanya memperoleh juara tiga. Hal itu karena menurut Syeikh Helmy Gamal bacaan Al-Quran diatur dengan kaedah dan hukum yang jelas dan tidak bisa dikesampingkan antara lain terkait makharijul huruf.

Pada acara penutupan, Menteri Wakaf Mesir Prof. Dr. Mohamed Mochtar Gomaa, atas nama Pemerintah Mesir akan memberikan penghargaan secara langsung kepada Musa. Menteri Gomaa menyampaikan takjubnya kepada Musa yang berusia paling kecil dan tidak bisa berbahasa Arab, tapi menghapal Al-Quran dengan sempurna.

 

Latest article