Don't be Captious

Ima Matul, Wanita Asal Malang Korban Perbudakan yang Kini Jadi Dewan Penasihat Presiden Obama

Nama Ima Matul Maisyaroh mendadak menjadi buah bibir di Indonesia. Perempuan asal Malang, Jawa Timur ini membuat bangga masyarakat Indonesia, terutama mereka yang mengenal pribadi Ima di kampung halamannya.

Bagaimana tidak, saat ini ia bekerja sebagai anggota dewan penasehat perdagangan manusia yang dipimpin Obama di Gedung Putih, Washington DC. Tak hanya itu, ia Ima hendak menjadi pembicara dalam Kongres Partai Demokrat Amerika Serikat dan kedekatannya dengan Presiden AS Barrack Obama.

castla.org

Ia akan berpidato di depan puluhan ribu delegasi dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat yang digelar di Philadelphia, Pennsylvania, AS, pada hari ini, Selasa, 26 Juli, waktu setempat. Di ajang ini Partai Demokrat AS secara resmi akan memilih Hillary Clinton sebagai calon presiden dan senator Tim Kaine sebagai wakilnya dalam Pemilihan Presiden AS pada November 2016 mendatang.

Perempuan berusia 33 tahun itu akan menyampaikan pidato mengenai pengalaman pribadinya sebagai korban perbudakan manusia. Selain itu ia juga akan membeberkan program-program penanggulangan perbudakan dan perdagangan manusia yang telah dilakukan Clinton.

indonesianlantern.com

Ima melalui masa hidup kelam. Ia berhenti sekolah karena dipaksa menikah. Kejadian bermula saat seorang pria tak dikenal datang ke rumah orangtuanya pada suatu hari dan meminta Ima untuk menjadi istrinya. Seperti lazimnya warga setempat, orangtua Ima pun tak bisa menolak permintaan itu. Mereka pun menikahkan anak gadisnya yang baru saja masuk SMA itu dengan pria asing yang berusia 12 tahun lebih tua darinya.

â??Rumah tangga tidak bahagia karena tidak cinta,â? kata Ima.

Dalam pernikahan yang berlangsung tak lebih dari 5 bulan itu, Ima kemudian kabur meskipun orangtuanya kemudian bisa menemukannya. Ima mendaftarkan diri menjadi pembantu rumah tangga lewat sebuah agensi. Dia dijanjikan bisa bekerja di Los Angeles dengan bayaran US$ 150. Namun ketika tiba di Los Angeles, Ima ternyata malah bertemu dengan pelaku perdagangan manusia. Lalu, dia dibawa ke sebuah rumah yang mirip dengan penjara.

kompasiana.com

Kabar buruk berikutnya datang. Ima mengaku tak dibayar oleh majikannya. Bahkan sejak tiba di bandara, paspornya langsung ditahan oleh majikannya. Anak sulung dari tiga bersadara yang tak bisa berbahasa Inggris itu kerap mendapat perlakuan kasar dari majikannya. Ia harus bekerja selama 12 jam per harinya. Dan jika ia berbuat salah, siksaan dan pukulan menjadi ganjarannya.

Hal itu terjadi selama dua tahun sebelum Ima berhasil melarikan diri dan mendapat pertolongan dari warga AS lain di sekitar rumah majikannya. Menurut pengakuan Ima, ia nekat menyisipkan sebuah catatan kecil berisi permintaan ‘tolong’ kepada seorang penjaga bayi tetangganya pada tahun 2000. Sejak itulah, Ima pun bisa bebas dan langsung dibawa kantor Coalition Abolish Slavery and Trafficking (CAST) di Los Angeles.

Latest article