Boleh jadi tak ada makhluk hidup yang tak pernah menguap. Pada manusia menguap seringkali dihubungkan dengan perasaan mengantuk, lelah atau bosan. Berikut adalah fakta-fakta ilmiah tentang menguap, seperti dilansir dari Huffingtonpost, Kamis (11/8/2016).
1. Teori tentang menguap
Ada banyak teori tentang mengapa kita menguap. Pertama, kita tidak melakukannya hanya karena lelah. Juga bukan karena kekurangan oksigen. Ide teori paling mendekati adalah karena kebiasaan orang bernafas pendek, demikian kata Michael Decker, Ph.D profesor di Frances Payne Bolton School of Nursing di Case Western University dan juru bicara American Academy of Sleep Medicine.
Bagian bawah paru-paru sering kali terabaikan saat kita sedang beristirahat. Memang ada latihan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kapasitas paru-paru, seperti latihan bernafas dalam untuk membuat paru-paru tetap sehat, kata Decker. Misalnya saja dalam kasus pasien bedah, yang sering mengalami masalah fungsi paru-paru seperti pneumonia karena terlalu lama bernafas pendek setelah anestesi atau pembiusan.
2. Menguap memang menular
Sebuah penelitian menunjukkan saat video memperlihatkan gambar orang menguap, 50 persen penonton akan ikut menguap. Menurut psikolog dan ahli neurosains dari University of Maryland Robert Provine ini bukan reaksi yang aneh. Karena sebenarnya sebagian besar perilaku manusia memang menular. Namun, tak semua orang yang menguap bisa menularkan pada orang lain. Menurut penelitian tahun 2012, menguap lebih menular pada mereka yang memang akrab. â??Penelitian menemukan bahwa semakin dekat Anda dengan seseorang baik secara genetis atau emosional, semakin cepat Anda tertular atau menularkan,â? kata Decker.
3. Menguap tanda penyakit
Meksi biasanya bukan gejala awal dari sesuatu yang serius, namun menguap terus menerus mungkin adalah gejala dari masalah tidur yang berat. Pada sejumlah orang, menguap terus menerus adalah reaksi dari saraf vagus yang mengindikasikan masalah jantung, demikian dikutip dari National Institute of Health. Pada kasus berbeda menguap juga mungkin gejala dari masalah yang menyerang otak.
4. Janin juga bisa menguap
Tak ada yang tahu mengapa, namun bayi yang belum lahirpun bisa menguap. Hal itu ditemukan saat seorang dokter sedang melakukan pemeriksaan dengan USD 4 dimensi dari seorang bayi pada 2012. Dokter menduga ini mungkin ada hubungannya dengan perkembangan otak, dan bisa digunakan sebagai penanda tumbuh kembang anak, demikian dilaporkan LiveScience.
5. Rata-rata menguap menghabiskan waktu enam detik
Mungkin fakta ini kurang ilmiah, tapi nyatanya rata-rata manusia memang menguap selama enam detik. Yang terjadi selama enam detik itu adalah detak jantung meningkat secara signifikan. Pada 2012, sebuah penelitian menguji efek yang terjadi sebelum, selama dan setelah menguap. Mereka menemukan bahwa ada perubahan psikologis pada enam detik itu dengan efek yang bereda saat responden diminta untuk menarik nafas panjang saja. (tom)