Parfum kini sudah menjadi barang yang wajib dimiliki laki-laki maupun perempuan untuk menunjang penampilan. Penampilan yang rapi dan wangi bisa menjadi daya tarik bagi orang lain. Ternyata, parfum ini sudah eksis sejak ribuan tahun lalu. Berikut ini sejarah pembuatannya, seperti dilansir jadiBerita dari Perfume.com, Selasa (25/10/2016).
Istilah parfum berasal dari bahasa latin, per fumum, yang artinya â??melalui asap atau uapâ?. Sejarah parfum konon dimulai sejak jaman Mesopotamia dan Mesir Kuno, lalu disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia.
Parfum pertama kali digunakan oleh orang Mesir sebagai bagian dari ritual keagamaan mereka. Dua metode utama yang kiranya digunakan untuk membuat parfum pada saat itu adalah pembakaran dupa dan penerapan balm dan salep. Pada awalnya, minyak wangi yang dipakai langsung pada kulit ini disimpan dan digunakan khusus pada ritual keagamaan, seperti upacara pembersihan. Dan lalu pada era Kerajaan Baru sekitar tahun 1580 SM, penggunaan parfum lebih diekspansi dan diterapkan pada festival-festival. Perempuan Mesir pada waktu itu juga memakainya sebagai bagian dari peralatan mandi serta kosmetik.
Penggunaan parfum kemudian menyebar ke Yunani, Roma, dan dunia Islam. Menurut masyarakat Yunani kuni, wangi yang keluar dari tubuh bisa menyenangkan dewa-dewa. Namun, komunitas Islam-lah yang pada waktu itu secara intensif memakai dan menyebarkan minyak wangi ke penjuru dunia. Kejatuhan Kekaisaran Romawi sempat membuat pengaruh parfum berkurang, namun titik balik muncul saat memasuki abad ke-12 dimana perdagangan minyak wangi menjadi aktif kembali.
Pada abad ke-13 ada sekelompok biarawan dari Italia yang mengembangkan cairan wangi jenis baru. Pada abad ke-14 Ratu Hungaria secara khusus memerintahkan sebuah penelitian untuk mencampur parfum dengan alkohol, agar cepat menguap. Ramuan baru ini kemudian dikenal dengan nama â??Hungary Waterâ? atau air dari Hungaria, yang juga merupakan cikal bakal parfum modern.
Pada abad ke-16 seorang ahli parfum kepercayaan Ratu Caterina dari Prancis yang bernama Rene membawa teknologi pembuatan parfum ke Prancis. Pada masa itu para bangsawan Perancis memerlukan wewangian untk menutupi bau badan mereka yang rata-rata memang jarang mandi.
Pengaruh dan penggunaan parfum kembali memasuki jaya pada abad ke-17. Sarung tangan wangi menjadi salah satu komoditas populer di Prancis pada tahun 1656, dan pada waktu itu juga terbentuklah serikat pembuat sarung tangan dan minyak wangi, seiring dengan pertumbuhan parfum di Perancis. Pengadilan yang dipimpin oleh Louis XV bahkan menamakan dirinya ‘pengadilan wangi’ karena aroma yang ditimbulkan oleh parfum tak hanya dikenakan pada kulit saja, melainkan juga pada pakaian, kipas, dan furnitur.
Pada tahun 1724, Paris menjadi mitra komersial untuk Grasse dan pusat dunia parfum. Rumah parfum seperti Houbigant (Quelques Fleurs, masih sangat populer saat ini), Lubin, Roger & Gallet, dan Guerlain semua berbasis di Paris. Ini sebabnya Prancis dikenal sebagai salah satu negara dengan produksi parfum dan kosmetika paling tersohor di dunia.
Produksi parfum makin berkembang dari waktu ke waktu. Tidak hanya di Eropa, hampir seluruh negara di dunia memiliki produk parfum andalan. Teknologi pembuatan parfum juga semakin canggih. Kita bisa memilih varian parfum yang paling sesuai dengan selera dan keinginan kita. (tom)