Suka main ke toko buku? Kalau suka, good! Saya juga termasuk orang yang suka pergi ke toko buku.
Tapi pernahkah terlintas di benak teman-teman siapa saja orang yang memegang peranan penting dalam sebuah toko buku?
Hmâ?¦ Saya rasa jarang!
Dahulu setiap kali saya pergi ke toko buku saya tidak pernah memikirkan apa saja profesi yang ada pada toko buku ternama. Yang saya ketahui di toko buku hanyalah pramuniaga, kasir dan security. Namun berangkat dari pengalaman saya yang pernah bekerja sebagai store associate di salah satu toko buku terbesar di Asia Tenggara cabang Jakarta Barat selama beberapa bulan, saya jadi mengenal lebih dalam seluk-beluk tentang toko buku.
Kita mungkin jarang dan bahkan tidak memperhatikan siapa saja yang memegang andil terhadap baik atau tidaknya suatu toko buku. Namun sebenarnya ada beberapa profesi lainnya lho yang jarang kita ketahui namun memegang peranan penting dalam keberhasilan toko buku. Hmâ?¦ Apa sajakah itu? Berikut akan saya uraikan beberapa profesi yang berkaitan dengan toko buku berdasarkan pengalaman saya sebagai store associate di salah satu toko buku terbesar di Asia Tenggara selama beberapa bulan.
1. R.O.
R.O. adalah salah satu profesi yang memegang peranan penting dalam sebuah toko buku. Tanpa adanya R.O., tidak mungkin kita bisa membeli buku. Saya lupa kepanjangan R.O. apa namun saya mengartikan bahwa R.O. tak ubahnya distributor buku yang dikirim dari penerbit masing-masing. Mungkin jarang terlintas di benak kita bagaimana bisa buku-buku yang diterbitkan terjejer di rak-rak toko buku kesayangan kita. Namun pada kenyataannya, setiap hari kecuali Minggu, ada saja R.O. dari berbagai penerbit yang datang ke toko buku untuk â??menjualâ?? buku-buku mereka. Biasanya sistem penjualan buku di toko buku adalah sistem â??titip-jualâ??. Jadi jika buku-buku yang mereka tawarkan kurang laris, pihak toko akan mengembalikan buku-buku tersebut dalam waktu tertentu. Tetapi sebaliknya, jika buku-buku yang dititip-jualkan laris, R.O. bisa mengirimkan buku dengan judul sama lebih dari sekali dan dalam jumlah yang banyak. Selain bertugas mengantarkan buku, R.O. juga bertugas untuk mengambil buku-buku yang sudah diretur.
Sebelum bertugas, mulanya seorang R.O. mengkonfirmasi pihak security terlebih dahulu untuk menjelaskan tentang identitasnya sebagai R.O. Setelah itu sembari membawa buku-buku baru, R.O. akan masuk ke dalam ruang karyawan. Pada umumnya R.O. akan mengantarkan buku dengan menggunakan troli.
2. WAREHOUSE
Masih ada kaitannya dengan nomor 1, setelah R.O. berhasil masuk ke ruang karyawan, dia akan menemui warehouse atau bagian gudang. Nah, inilah saatnya orang gudang bertugas.
Tugas paling utama dari seorang warehouse adalah ia harus mendata buku-buku baru yang masuk. Mereka akan mendata kira-kira apakah nama judulnya tepat sesuai dengan permintaan dan apakah jumlahnya sesuai dengan pesanan. Jika antara data yang tertulis di kertas dengan barang nyata sesuai, mereka akan membubuhkan tanda tangan pada kertas. Jika sudah, mereka akan menempelkan barcode pada buku lalu menyusun buku-buku tersebut di atas trolli untuk kemudian mereka mengantarkannya ke area buku.
Nah, buku-buku yang siap dipajang inilah yang dinamakan dengan buku display. Tidak seperti pramuniaga atau kasir yang memiliki shift, warehouse justru hanya memiliki satu jam kerja. Setiap sore hari mereka pulang sementara jatah libur jatuh pada hari Minggu.
3. EDP
Lantaran setiap hari (kecuali Minggu) selalu saja ada buku-buku yang baru didisplay, mustahil jumlah rak yang terbatas bisa memuat semua buku. Nah, sebagai salah satu solusinya, buku-buku yang sudah lama dipajang namun kurang mengalami peningkatan dari segi penjualan harus diretur alias dikembalikan ke penerbit semula. Untuk buku-buku biasa seperti novel minimal sampai enam bulan sedangkan untuk buku-buku anak minimal sampai tiga bulan lamanya mendiami rak buku.
Tetapi ini menjadi pengecualian bagi buku-buku yang dikeluarkan oleh penerbit yang memiliki hubungan dengan toko buku bersangkutan. Buku-buku semacam ini malah boleh dikembalikan meski sudah setahun lamanya mendiami rak toko. Itulah mengapa terkadang semakin besar suatu penerbit bisa cukup berpengaruh terhadap penjualan sebuah karya dalam bentuk tertulis.
Setelah buku-buku lama diretur dengan cara diikat dengan tali oleh store associate (S.A.) alias pramuniaga, waktunya bagi EDP untuk bekerja. Sayangnya saya lupa kepanjangan EDP apa. Namun yang jelas EDP bertugas mengatasi buku-buku yang hendak dikembalikan ke penerbit. EDP juga memiliki wewenang untuk memutuskan apakah suatu buku yang direkomendasikan oleh S.A. harus dikembalikan kepada penerbit atau justru harus kembali didisplay, tergantung berapa lama buku itu dipajang dan bagaimana penjualannya. Tak hanya itu saja, EDP juga bertugas untuk membarcode buku-buku tanpa barcode dengan mendatanya terlebih dahulu.
Namun sayangnya, di toko buku tempat saya bekerja, salah seorang EDP yang seharusnya melakukan tugasnya sebagai seorang EDP malah seenaknya bekerja dan seakan-akan apa-apa harus S.A. yang mengerjakannya. Tugas membarcode buku-buku yang barcodenya tidak ada malah dilimpahkan kepada S.A. termasuk saya yang jelas-jelas tidak memiliki kapasitas dalam melakukan pekerjaan itu.
4. CHECKER
Jika suatu hari kamu berkunjung ke toko buku, cobalah perhatikan keadaan sekitar. Adakah orang berseragam atas penerbit tertentu atau orang mencurigakan tengah melihat-lihat buku sembari membawa secarik kertas? Jika iya, bisa jadi mereka adalah ceker! Eh salah maksud saya checker!
Sesuai namanya, seorang checker penerbit tertentu yang datang ke toko buku bertugas untuk mengecek atau memeriksa buku-buku terbitan penerbit yang dinaunginya. Kira-kira apakah antara jumlah buku yang datang dengan jumlah buku yang terjual cocok atau justru sebaliknya. Namun jika ia mengalami kesulitan dalam menemukan buku yang ia cari, ia bisa memeriksanya kembali di komputer pencarian atau sekadar bertanya kepada para store associate yang bertugas.
Sama seperti R.O., sebelum bertugas, seorang checker juga harus mengkonfirmasi pada pihak security terlebih dahulu dengan menunjukkan identitasnya sebagai seorang checker. Jika identitasnya jelas, barulah pihak sekuriti memperbolehkan seorang checker untuk melaksanakan tugasnya. Tugas seorang checker hanyalah mengecek keberadaan buku-buku terbitannya dan memastikan bahwa buku terbitannya ada. Namun sayang, beberapa di antara mereka tak jarang mengacak-acak display yang telah disusun oleh S.A. .
Misalkan saya sebagai pramuniaga mendisplay buku dari penerbit A di tempat paling atas. Nah, seorang checker yang nakal bisa saja mengganti buku yang saya display dengan buku milik penerbitnya yakni penerbit B. Tujuannya tak lain demi meningkatkan penjualan karena posisi display bisa berpengaruh terhadap angka penjualan.
Sebenarnya sih tidak masalah jika ada seorang checker yang merasa keberatan jika buku yang berasal dari penerbit miliknya tidak ditempatkan sesuai dengan keinginan. Namun konfirmasi kepada S.A. akan lebih sopan dan baik ketimbang mengubah susunannya sendiri.
Itulah beberapa profesi di toko buku (yang jarang diketahui) yang bisa saya share ke teman-teman berdasarkan pengalaman saya yang pernah bekerja di toko buku. Semoga bisa menambah wawasan kita tentang seluk-beluk di toko buku. Pada artikel selanjutnya saya berencana membahas tentang tugas-tugas apa saja yang dilakukan oleh seorang store associate alias pramuniaga toko buku. Apakah tugas seorang S.A. hanya menjaga toko buku saja atau ada tugas lain selain itu yang belum kita ketahui? So, tunggu tulisan saya berikutnya ya! (gio)