Perekonomian Denmark mungkin tidak dalam kondisi prima saat ini, tetapi hal itu tidak menghalangi otoritas di negara bagian utara Denmark untuk memberikan dana hibah 2,5 juta Kroner (sekitar Rp 5 miliar). Dana itu akan diberikan untuk sebuah studi yang menyelidiki keberadaan troll bawah tanah (makhluk mitologi) di Denmark.
Troll sendiri merupakan makhluk supernatural dalam mitologi Norse dan cerita rakyat Skandinavia. Makhluk ini digambarkan tinggal di karang, gunung, atau gua. Mereka hidup dengan keluarga kecil mereka, dan jarang berinteraksi dengan manusia.
Dana itu akan diberikan kepada Lars Christian Kofoed Romer, seorang mahasiswa PhD dan dosen antropologi paruh waktu di Universitas Copenhagen. Dia telah menghabiskan waktu dua tahun untuk mempelajari aktivitas paranormal. Dan dengan dana yang baru diterimanya, dia sekarang berencana untuk meneliti hubungan yang sebenarnya antara manusia dan troll di pulau Bornholm, Denmark.
Bornholm terkenal dengan industri pariwisatanya yang sedang berkembang, yang sebagian besar berpusat pada keyakinan bahwa pulau itu dihuni oleh troll yang hidup di bawah tanah dan hanya keluar pada malam hari. Warga setempat bahkan memiliki sosok troll yang diakui secara nasional bernama Krolle Brolle. Dia digambarkan sebagai troll yang kecil dan lucu.
Warga setempat mengatakan bahwa Krolle tinggal bersama keluarganya di Langebjerg, dan hanya keluar pada malam hari untuk berpetualang. Kofoed Romer rencananya akan mengunjungi pulau itu untuk mencari sosok troll ini. Untuk itu, dia akan mengalokasikan semua uang yang diberikan oleh Danish Council for Independent Research (DFF) dalam penelitian tersebut.
“Saya pikir ini menarik bahwa legenda troll terus berkembang di dunia saat ini dan saya ingin melihat manifestasi fisik dari makhluk itu di pulau ini dan cara mereka berinteraksi dengan penduduk setempat,” katanya, seperti dilansir dari Oddity Central, Senin (10/11/2014).
Sementara itu, Ketua DFF Peter Munk Christiansen menyatakan keyakinannya bahwa penelitian ini akan sangat berguna bagi Denmark. “Di DFF, kami percaya bahwa penelitian humanistik harus didanai sejajar dengan semua bidang penelitian lain dan kita benar-benar mendukung bidang itu lebih dari kita mendukung penelitian sosial,” jelasnya. (tom)