Robot Pencipta Obat Malaria

Hutomo Dwi

Sama dengan manusia, penyakit-penyakit yang ada di dunia ini terus berevolusi dan berubah menjadi semakin ganas, misalnya kanker dan malaria. Kabar baiknya, robot canggih satu ini mampu membuat obat penangkal kedua penyakit mematikan tersebut.

Robot Eve, yang berarti Hawa, diciptakan oleh tim peneliti dari Universitas Aberystwyth dan Universitas Cambridge. Eve sendiri mempunyai kemampuan yang spesial, yakni mengenali senyawa yang dibutuhkan untuk menciptakan obat.

Dilansir dari IBTimes, Jumat (6/3/2015), robot Eve yang biaya penbuatannya mencapai USD 1 juta, diciptakan untuk bekerja secara mandiri. Eve bisa mendesain eksperimen, membawa, menganalisa sampel, mencatat hasil dari eksperimen, serta beralih ke eksperimen lain.

Robot Eve dilengkapi dengan sistem penyaringan pintar. Robot bisa mencari sampel ke perpustakaan dan memilah senyawa yang memiliki probabilitas tinggi dalam sasaran obat yang dipilihnya.

“Eve jauh lebih kuat dan lebih baik dalam menjalankan tugas yang ganda,” kata profesor Steve Oliver, peneliti Universitas Cambridge.

Yang mencengangkan, dalam satu hari Eve mampu mengenai 10 ribu senyawa baru untuk bahan obat. Tentu saja ini merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan oleh manusia dalam waktu satu hari saja.

Kemampuan super tadi yang akhirnya menuntun Eve menemukan dua senyawa bahan obat kanker dan malaria. Menurut penelitian Profesor Ross King yang memakai ‘jasa’ Eve, dua senyawa tadi mampu berfungsi sebagai anti kanker dan mencegah perkembangan salah satu zat penting di tubuh parasit malaria.

“Setiap industri sekarang bisa memanfaatkan robot, termasuk sains. Penggunaan robot ini mampu mempercepat proses penelitian yang akhirnya menghasilkan sesuatu yang besar,” ujar Profesor King, seperti dilansir dari Engadget.

Saat ini, baik kanker dan parasit malaria memang terus berevolusi dengan sangat cepat. Dampaknya, banyak obat malaria atau kanker yang sudah tidak mempan menanggulangi dua penyakit tadi.

Dengan keberadaan Eve, kini ilmuwan bisa menyalip perkembangan kanker dan malaria untuk menciptakan obat terbaik dan menyelamatkan jutaan jiwa yang menjadi korban dua penyakit mematikan tersebut.

Eve mengikuti jejak Adam, robot ilmuwan yang dibuat oleh Laboratorium Otomasi universitas tersebut pada tahun 2009 untuk melakukan riset. Robot Adam hanya mampu untuk bereksperimen mandiri sampai menguji hipotesis, serta menginterpretasikan temuan tanpa bantuan manusia. Untuk Eve, kinerjanya jelas lebih baik daripada Adam.

Adam dan Eve tidak kelihatan seperti manusia. Mereka berbentuk persegi dan ukurannya sebesar mobil. Mereka punya kualitas mesin robot yang mungkin pernah kamu lihat di pabrik otomotif. Bedanya, robot ini membuat obat, bukan otomotif. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.