1. Lagu Kebangsaan Tertua
Kimigayo, lagu kebangsaan Jepang ini merupakan lagu kebangsaan dengan lirik tertua di dunia. Lirik lagu ini dari puisi waka dari zaman Heian dari abad ke-9. Melodinya baru diciptakan sekitar 1.000 tahun kemudian oleh Yoshiisa Oku, Akimori Hayashi, dan Franz Eckert. Tak hanya itu, Kimigayo juga merupakan lagu kebangsaan terpendek di dunia. Lagu ini hanya terdiri atas 11 baris dan 32 karakter huruf jepang saja.
2. Lagu Kebangsaan dengan Lirik Terpanjang
Lagu kebangsaan dengan lirik terpanjang di dunia adalah lagu kebangsaan Yunani, Ãmnos is tin EleftherÃan atau Himne Kebebasan. Lirik yang memiliki 158 baris ini berasal dari puisi karangan Dionysios Solomos pada 1823. Selain Yunani, lagu ini juga menjadi lagu kebangsaan Siprus sejak 1966.
Sementara itu, lagu dengan durasi melodi terpanjang di dunia adalah lagu kebangsaan Uruguay yang terdiri atas 105 bar musik dengan durasi 6 menit.
3. Lagu Kebangsaan yang Tak Punya Lirik
Lagu kebangsaan Spanyol, Marcha Real tidak memiliki lirik sehingga hanya dinyanyikan versi instrumennya saja sejak 1978. Negara lain yang tidak memiliki lirik pada lagu kebangsaannya adalah Bosnia-Herzegovina, Kosovo, dan San Marino.
4. Lagu Kebangsaan yang Memasukan Negara Lain
Lagu kebangsaan Polandia, Mazurek D?browskiego, memasukkan nama negara lain bahkan tokoh terkenal ke dalam liriknya. Negara yang disebut dalam lagu ini antara lain Swedia dan Italia. Bahkan kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte, juga disebut dalam lagu ini karena Legiun Polandia yang berjuang membebaskan Polandia dari genggaman Prusia, Austria, dan Rusia.
5. Lagu Kebangsaan yang Sering Berganti
Jerman dan Spanyol menjadi negara yang beberapa kali berganti lagu kebangsaan. Jerman terhitung telah tiga kali berganti sejak masa Kekaisaran Jerman. Yaitu Heil dir im Siegerkranz, Deutschlandlied dan Stanza. Namun hanya stanza ketiga yang digunakan hingga sekarang.
Spanyol sejak era Restorasi Bourbon Kedua (1886 – 1931) terhitung tiga kali pula berganti. Yaitu Marcha Real dengan lirik ciptaan Eduardo Marquina, El Himno de Riego lalu kembali lagi ke Marcha Real. Namun, liriknya diubah menjadi lirik gubahan José MarÃa Pemán dan menggunakan nama La Marcha Granadera.