Mengintip Gang di Jakarta yang Tak Disinari Matahari Hampir 24 Jam

Hutomo Dwi

Pemukiman yang padat di Jakarta Barat nyaris tidak menyisakan ruang bagi sinar matahari untuk menerangi jalan kampung. Pemukiman kumuh, padat, dan selalu gelap meski pada siang hari, merupakan keadaan di sejumlah pemukiman kumuh di Jakarta Barat. Hal itulah yang terjadi di dalam Gang Venus, RW 03, Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora.

Suasana gelap menyergap karena di beberapa ruas Gang Venus, di bagian atap gang juga, ditutup hunian warga dari bahan kayu semipermanen. Udara terasa pengap di lokasi tersebut karena minim sirkulasi udara. Kipas Exhaust pun terus menyala selama 24 jam guna menghilangkan udara panas di dalam rumah.

Gang Venus (Merdeka)
Gang Venus (Merdeka)

Bahkan, sejumlah ibu rumah tangga memasak dan mencuci di gang sempit di antara rumah-rumah mereka. Pengendara motor pun sulit bergerak di gang sempit itu.

�Kalau ada kebakaran bisa langsung habis kampung ini. Rumah sangat rapat dan banyak material dari kayu,� kata Adi, seorang pengurus RW 03, seperti dikutip dari Kompascom, Senin (8/8/2016).

Data di RW, ada 1800 KK yang tinggal di kawasan tersebut. Namun data tersebut sebenarnya belum bisa menggambarkan betapa padatnya wilayah ini karena banyak pendatang baru yang keberadaannya tidak terdaftar oleh RT dan RW setempat.

Bangunan semi permanen setinggi dua sampai tiga lantai merupakan pemandangan biasa di Gang Venus. Tak jarang setiap lantainya dihuni oleh keluarga yang berbeda.

Ketua RT 13, Tebe Anwar Sanusi, menyatakan bahwa sekitar 75 persen penduduk adalah perantau yang mengontrak. Banyak dari mereka yang menempati kamar-kamar di atas rumah keluarga lain. Saking padat dan sempitnya, jalan di antara rumah menjadi gelap karena bagian atap beberapa ruas gang tertutup oleh hunian warga di lantai atas. Karena itulah, satu-satunya sumber cahaya di gang ini adalah lampu.

Gang Venus (Merdeka)
Gang Venus (Merdeka)

Tidak hanya menerangi rumah sendiri, warga juga harus menyediakan penerangan di lorong jalan depan rumah mereka. Tanpa bantuan cahaya lampu, akan sulit bagi siapapun untuk dapat melihat. Pagi, siang, sore, atau malam. Cerah atau hujan, tak terasa di sini.

“Nggak tahu kalau hujan, ya gini-gini aja. Paling berasa hawanya,” cerita Fatimah (33), warga RT 02 yang juga sudah menetap di Gang Venus sejak kecil.

Berikut ini videonya.

(tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.