Si Pitung, Nyata atau Legenda?

Hutomo Dwi

Tiap daerah memiliki cerita daerah atau legendanya sendiri. Untuk di daerah Betawi atau Jakarta, tokoh yang paling melegenda adalah Si Pitung. Jika mengingat perjuangan melawan Belanda, maka sudah pasti Si Pitung yang akan muncul di pikiran. Meski demikian, ada satu pertanyaan, apakah Si Pitung ini tokoh nyata atau hanya legenda?

Di kalangan warga Betawi, sosok Si Pitung dikelilingi kabut mitos. Berbagai cerita mengisahkan Pitung memiliki kekuatan supranatural untuk lolos dari kejaran polisi. â??Sebagai kepala geng, Si Pitung merampok rumah-rumah tuan tanah yang kaya. Dia terkenal karena keberaniannya, yang dipercaya memiliki senjata-senjata magis dan kekuatan-kekuatan magis,â? tulis Henk Schulte Nordholt dan Margreet van Till, â??Colonial Criminals in Javaâ? dalam “Figures of Criminality in Indonesia, the Philippines, and Colonial Vietnam” karya Vicente L. Rafael.

Film Si Pitung (Tabloidbintang)

Pitung bukan legenda belaka. Menurut sejarawan Belanda Margreet van Till dalam â??In Search of Si Pitung: The History of an Indonesian Legendâ?, dimuat jurnal “Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, Vol. 152”, 1996, sosok Si Pitung benar-benar berdasarkan sosok nyata yang hidup pada paruh kedua abad ke-19.

Si Pitung lahir di Pengumben, sebuah desa di Rawa Belong, anak dari pasangan Bung Piung dan Mbak Pinah. Masa kecilnya dihabiskan di pesantren pimpinan Hadji Naipin. Selain mengaji, dia belajar silat. Ketika dewasa, Si Pitung terkenal di kalangan rakyat Betawi sebagai seorang jago yang baik hati. Merampok untuk dibagikan kepada rakyat miskin.

Si Pitung melakukan perampokan pada 1892-1893. Aksi-aksinya terekam dalam surat kabar Hindia Olanda, disebut sebagai salah satu buronan kelas kakap polisi kolonial. â??Perbedaan penyebutan namanya memperlihatkan pada saat itu dia tidak dikenal luas: kadang-kadang dia disebut â??Si Bitoengâ??, waktu lain â??Pitangâ??. Setelah beberapa bulan, editor Hindia Olanda memutuskan secara konsisten menyebutnya dengan â??Si Pitoengâ??,â? tulis Margreet.

Margreet juga membongkar nama asli Si Pitung. Ketika tertangkap polisi, dalam dokumen pemeriksaannya terungkap nama aslinya: Salihoen. Menurut sebuah cerita lisan, nama Si Pitung merupakan turunan dari bahasa Jawa, pituan pitulung (kelompok tujuh).

Film Si Pitung (In Search of Si Pitung The History of an Indonesian Legenda)

Di kalangan warga Betawi, ketika Si Pitung meninggal, berita kematiannya berkembang penuh mitos. Mereka percaya Si Pitung meninggal akibat kehilangan jimatnya, yakni rambut. Pasalnya, beberapa jam sebelum kematiannya, Si Pitung terlihat di Pasar Senen dengan rambut yang telah dipotong. Padahal, baik dipotong atau tidak, memang sudah sejak lama Pitung menjadi incaran polisi. Margreet percaya, hal inilah yang menyebabkan munculnya kepercayaan bahwa Si Pitung kehilangan kekuataanya karena rambutnya dipotong.

Setelah kematiannya, Si Pitung dengan cepat dilupakan orang-orang Belanda. Tapi tidak dengan orang Indonesia. Kisah Si Pitung terawat dengan baik, lewat lenong maupun film. Bagi mereka, Si Pitung adalah Robin Hood dari Betawi. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.