“Semua orang pada dasarnya adalah kreatif”. Masa sih kata siapa ya?, Saya sendiri juga belum percaya banget istilah tersebut. Namun kamu pasti setuju kalo dalam segala hal kita dituntut untuk berpikir kreatif. Mulai dari cara kamu menjawab pertanyaan dosen, hingga cara kamu PDKT dengan gebetan baru pun butuh kreatifitas. Meskipun dalam tingkatan yang berbeda-beda, kreatifitas sering kali menjadi jalan keluar untuk masalah-masalah hidup yang kamu alami selama ini.
Tapi kali ini jadiBerita nggak akan membahas ciri-ciri orang kreatif, karena sudah sering dibahas sama website sebelah. Agar penulis berita ini juga terlihat ada kreatifitasnya, jadi kita akan bahas sisi lain dari kreatifitas ya? Setuju?. Lanjut kebawah yuk.
Seperti dilansir jadiBerita dari BUSTLE, sekelompok peneliti Universitas Haifa Israel menyatakan kalau kreativitas yang kamu miliki bukan hanya kemampuan menemukan ide baru. Para peneliti juga sebelumnya nggak percaya, sama seperti kamu juga yang perlu bukti dulu hehe. Kemudian mereka melakukan percobaan kepada beberapa relawan. Diberikan waktu 30 detik untuk menemukan fungsi utama dari sebuah benda. Percobaan ini ditujukan untuk mendapatkan tingkat kreatifitas masing-masing relawan dari jawaban mereka.
Agar hasilnya lebih valid, percobaan ini pun perlu didukung oleh percobaan lainnya. Pada percobaan kedua, para relawan kemudian diminta untuk mendeskripsikan benda tadi. Sambil direkam oleh mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI), para relawan diuji jawabannya dengan mengukur aliran darah yang masuk ke bagian otak. Sebenarnya percobaannya lebih rumit lagi dari ini, jadi daripada baca penjelasan soal percobaannya lebih baik kita langsung ke intinya aja ya.
Hasilnya, relawan dengan skor tinggi dibuktikan dengan bagian otak “asosiatif” yang paling aktif. Bagian otak ini adalah bagian yang bekerja ketika kamu melamun. Jadi bagi kamu yang suka bengong ga jelas gitu, rupanya ada bagusnya juga ya, hehe. Oh ya, kemudian untuk menelurkan ide keren, juga diperlukan otak “administratif” yang hubungannya dengan norma sosial dan aturan. Kombinasi bagian otak “asosiatif dan “administratif” akan menghasilkan yang kita sering dengar sebagai ide.
“Diyakini bahwa ada suatu bagian otak yang mengeluarkan ide inovatif, namun di sisi lain ada pula kebutuhan untuk mengevaluasi seberapa aplikatif dan beralasannya ide yang dikeluarkan,” kata salah seorang peneliti.
Jadi kreatifitas yang sering kamu ciptakan selama ini didasarkan pada dua aspek, asli dan aplikatif. Jangan lupa juga kalau keaslian ide itu juga sebenarnya hampir tidak pernah ada. Karena setiap kreatifitas yang kemudian menjadikan ide itu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Untuk kamu yang suka melamun sendiri, nggak usah takut dibilang galau. Sebab aktivitas tersebut adalah modal yang cukup untuk menjadikan kamu orang kreatif. Istilah “Semua orang pada dasarnya adalah kreatif” pun jadi masuk akal karena modal untuk menjadi orang kreatif cukup mudah, banyakin melamun! (jow)