Jumlah korban tewas akibat kebakaran di apartemen Grenfell Tower, London, Inggris, setidaknya mencapai 12 orang. Angka tersebut bisa jadi bertambah lebih banyak lagi jika saja tak ada yang berusaha untuk membangunkan tetangga-tetangganya saat kebakaran terjadi pada hari Rabu malam kemarin waktu setempat.
Meski memakan korban jiwa, namun banyak juga yang berhasil selamat dari kebakaran di apartemen 24 lantai tersebut. Menurut penuturan salah satu penghuni, ia berhasil selamat berkat aksi heroik orang-orang yang berupaya menyelamatkan para tetangganya dengan menggedor-gedor pintu dan membimbing mereka ke tempat aman.
Kebakaran apartemen Grenfell Tower terjadi pada tengah malam, kala penghuninya masih lelap tidur. Namun, sebagian dari mereka masih terjaga, yaitu para muslim yang bersiap sahur. Berkat merekalah jumlah korban jiwa jadi tak bertambah banyak.
Kepada Sky News, saksi mata bernama Rashida menceritakan bagaimana umat Muslim yang tengah menjalankan sahur sebelum puasa Ramadan, kemungkinan telah menyelamatkan nyawa mereka. “Kebanyakan Muslim saat Ramadan tak akan tidur sampai sekitar pukul 02.00 atau 02.30. Mereka makan sahur lalu beribadah,” kata Rashida seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (15/6/2017).
Menurut kesaksian salah seorang korban selamat, mereka selamat berkat anak-anak muslim yang menggedor-gedor pintu tetangganya. “Anak-anak Muslim berlarian menggedor pintu warga, membangunkan kami … mereka datang dari masjid. Kalau bukan atas bantuan mereka, penghuni pasti meninggal,” kata seorang warga. “Ini karena Ramadan … terima kasih Ramadan,” tambah seorang perempuan setengah baya.
Ia mengatakan banyak yang mengecam komunitas Muslim ketika ada insiden yang menodai komunitas ini. “Tapi ketika mereka melakukan kebaikan seperti ini, tak ada yang memberi perhatian,” kata penghuni Grenfell Tower lainnya.
Salah satu pemuda yang turut membangunkan tetangga-tetangganya adalah Khalid Suleman Ahmed. Pemuda berusia 20 tahun itu baru-baru ini pindah ke rumah susun tersebut bersama tantenya tinggal di lantai delapan.
“Tidak ada alarm yang berbunyi. Saya tengah bermain PlayStation untuk menunggu sahur dan mencium asap. Saya bangun dan melihat asap di lantai tujuh,” kata Suleman kepada HuffPost UK. “Saya bangunkan tante saya, dan mulai menggedor pintu tetangga. Semua pintu dibuka dan hanya dua, namun saya kemudian melihat satu tetangga saya, jadi hanya ada satu keluarga yang tak terlihat. Tetangga sebelah lagi tertidur pulas.”
Berbagai komentar di Twitter terkait pemukim Muslim yang membantu para tetangga, sebagian disertai dengan tagar #Suhoor (sahur). Akun atas nama Saleha @sal_chand menulis tentang saksi di Sky News yang disebut sebagai ‘penyelamat’. Wartawan lepas Elizia Volkmann?, juga melalui akun Twitternya menanggapi, “Saya mendengar orang berbicara tentang keajaiban Ramadan dan inilah dia.”
Pengguna lain berkomentar singkat, “Subhanallah. Terima kasih Tuhan untuk Ramadan,” dan lainya mengatakan, “Muslim yang beribadah Ramadan adalah penyelamat pada saat kebakaran terjadi.”
Rashida, menggambarkan warga di apartemen itu sangat beragam dan mengenal satu sama lain. “Daerah ini sangat beragam, terdiri dari beragam warga negara dan agama. Kami kenal satu sama lain, ada populasi asal Moroko yang sangat tinggi, dan kami tinggal berdekatan satu sama lain. Kami saling kenal,” katanya.
Warga lain Mohammed juga masih terbangun karena menunggu saur dan dapat segera meninggalkan gedung yang hangus terbakar itu. “Kami memang sudah bangun dan diminta untuk segera pergi. Saya bahkan tak membawa telepon seluler saya,” katanya.
Jasa warga Muslim yang ada di sana bukan hanya menyelamatkan warga saat kebakaran saja, namun juga menampung korban kebakaran. Sejumlah organisasi termasuk masjid-masjid di seputar lokasi membuka diri untuk menampung korban kebakaran.
Salah satunya Masjid Al Manaar, yang terletak hanya satu mil dari apartemen Grenfell Tower. “Masjid kami menyediakan akomodasi bagi mereka yang ingin bermalam … tempat kami cukup untuk menampung 50 hingga 60 orang. Kami sediakan segala keperluan mereka,” kata Abdurrahman Sayyid, pengurus masjid kepada BBC.
“Semua yang butuh bantuan boleh datang, Muslim, non-Muslim, yang tak punya agama silakan datang ke masjid. Bahkan kalau pun mereka tak butuh akomodasi, kami akan sediakan makanan, minuman, air bersih dan berbagai keperluan lain,” tambahnya.
Sayyid mengatakan pihaknya kewalahan menerima sumbangan bagi warga yang terdampak kebakaran. Salah satu organisasi yang terlibat dalam pemberian bantuan untuk ratusan orang yang kehilangan tempat tinggal termasuk Ramadan Tent, proyek buka bersama yang dibentuk oleh mahasiswa Muslim dan non-Muslim SOAS, University of London.
“Kami mengumpulkan perlengkapan kamar mandi, makanan serta selimut,” kata pendiri Ramadan Tent, Omar Salha.
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan pandangan dunia terhadap warga Muslim kembali berubah menjadi agama yang penuh kasih dan tidak dicap sebagai agama teroris. (tom)