Cara Bertamu Menurut Islam di Momen Lebaran

Ardy Messi

Ilustrasi momen silaturahmi saat lebaran via IG franto1st

Cara bertamu menurut islam di momen lebaran sangat dianjurkan untuk mengikuti adab yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bertamu ke tetangga sekitar saat momen Lebaran Hari Raya Idul Fitri adalah bukti bahwa kamu menunjukkan rasa cinta dan jalinan silaturahmi sesama umat muslim.

Saat kamu berkunjung ke saudara ataupun ke tetangga sekitar adalah saatnya saling bermaaf-maafan atas kesalahan di masa silam. Dalam Islam, rupanya ada adab yang juga mengatur kegiatan ini agar bisa kamu lakukan dengan cara yang benar.

Nabi Muhammad SAW mengajurkan umatnya agar bertamu untuk menjalin silaturahmi. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi,” (H.R. Bukhari)

Kabar baiknya, untuk lebaran kali ini 1443 H atau 2022 M pemerintah telah memberikan kebijakan untuk memperbolehkan masyarakat saling berkunjung kepada teman & saudara. Namun kegiatan ini disarankan untuk tetap dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat.

BACA JUGA: Cuma Ada di Indonesia, Ini Arti dari Halal Bihalal

Sehingga proses kunjungan bertamu ke rumah teman & saudara tetap bisa kamu lakukan dengan nyaman. Seperti dilansir jadiberita.com melalui berbagai macam sumber, inilah cara bertamu menurut islam di momen Lebaran.

1. Meminta Izin masuk rumah dan mengucapkan salam

Saat bertamu biasakan untuk mengucapkan salam via ayo semarang
Saat bertamu biasakan untuk mengucapkan salam via ayo semarang

Saat kamu bertamu ke rumah orang yang dikunjungi saat lebaran, sebaiknya didahulukan dengan mengucapkan salam kepada pemilik rumah. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah An-Nur ayat 27:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat.” (QS. An-Nur [24]: 27).

Kemudian setelah salam kamu dibalas oleh pemilik rumah, maka kamu selanjutnya harus meminta izin untuk masuk walaupun pemilik rumah mungkin sudah mempersilahkan lebih dulu. Dalam islam, adab meminta izin untuk masuk ke dalam rumah orang lain merupakan salah satu cara menghormati orang lain. Sebagai orang yang bertamu, kamu mungkin tidak tahu jika tuan rumah sedang sakit, istirahat, tidur, dan sebagainya.

Lalu bagaimana jika salam tidak dibalas dan kamu tidak mendapatkan izin?

Jika kamu sudah mengucapkan salam sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban atau sudah meminta izin pemilik rumah namun yang bersangkutan tidak berkenan, maka kamu harus menghargainya. Dalam islam tidak ada paksaan. Selain itu, tidak usah tersinggung atau merasa diabaikan karena memang sudah hak tuan rumah untuk menolak tamu. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nur ayat 28 sebagai berikut:

“Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapatkan izin, dan jika dikatakan kepadamu: ‘Kembalilah!’, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: An-Nur [24]:28).

2. Jangan mengintip ke dalam rumah saat bertamu

Saat bertamu jangan mengintip via keepo.me
Saat bertamu jangan mengintip via keepo.me

Saat momen lebaran tiba dan kamu ingin bertamu ke rumah orang lain, kamu tidak diperbolehkan untuk mengintip ke dalam rumah. Hal ini dianggap sebagai perilaku yang kurang sopan. Kamu sebaiknya cukup menunggu di luar rumah sambil dipersilakan masuk.

Hal ini tertuang dalam hadits yang artinya:

“Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)

3. Saat menginap tidak boleh lebih dari tiga hari

Ilustrasi saat menginap di rumah orang lain via banjarmasin post

Ada juga adab lain saat kamu bertamu menurut islam di momen Idul Fitri. Sebagai tamu kamu tidak boleh menginap lebih dari tiga hari. Sebab hal ini sebagai bentuk menghargai pemilik rumah agar tidak merasa direpotkan karena harus melayani tamu terus-menerus. Apalagi pemilik rumah pun mungkin tidak enak hati untuk menyampikannya langsung kepada tamu jika keberatan.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

“Jamuan hak tamu berjangka waktu tiga hari. Lebih dari itu, jamuan adalah sedekah. Tidak boleh bagi tamu untuk menginap di suatu rumah hingga ia menyusahkannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

4. Dianjurkan untuk membawa oleh-oleh namun tidak memberatkan pemilik rumah

Ilustrasi saat memberi hadiah oleh-oleh ketika bertamu via langit7.id

Saat bertamu dalam situasi Lebaran, kamu juga dianjurkan untuk mempererat jalinan silaturahmi dengan cara membawa oleh-oleh untuk pemilik rumah.

Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:

“Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

Namun hal ini tentu jangan sampai memberatkan pemilik rumah. Karena tidak enak sudah diberikan oleh-oleh, kamu pun tidak boleh seenaknya meminta balasan dan bertamu lebih lama dari biasanya.

Seperti firman Allah SWT:

“Bila kamu selesai makan, keluarlah!” (Qs. Al Ahzab: 53)

BACA JUGA: 5 Tips Pintar Membeli Oleh-oleh Saat Traveling

Bagikan:

Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.