Memiliki payudara ketika bertumbuh dewasa adalah kodrat seorang wanita. Payudara tumbuh alami dan mencirikan wanita yang sehat. Namun tidak halnya dengan para anak gadis di Kamerun yang tidak “diperbolehkan” memiliki payudara oleh ibunya.
Dikutip dari huffingtonpost.com (Sabtu, 9/8/2014), anak gadis yang baru mengalami pubertas yang tinggal di lingkungan tradisional Kamerun harus rela dadanya disetrika oleh sang ibu. Hal ini merupakan tradisi adat setempat yang dilakukan turun-temurun di wilayah itu, alasan penyetrikaan ini adalah karena payudara dianggap tidak berguna untuk gadis muda dan hanya mengundang birahi para pria saja.
Penyetrikaan dada tersebut pun terbilang cukup ekstrim, para ibu menterika dada anak gadis mereka dengan benda-benda seperti logam, besi, palu, hingga kayu. Benda tersebut kemudian diapanaskan terlebih dahulu lalu menekannya pada dada anak mereka.
Setelah itu, untuk lebih menyamarkan dan menekankan tumbuhnya payudara, para ibu memakaikan korset yang sangat ketat agar dada mereka tak timbul dan terlihat oleh orang lain.
“Aku merasa sangat kesakitan saat ibuku menempelkan logam panas pada dadaku agar tak kembali timbul. Walaupun aku berteriak kesakitan ibu tidak peduli. Menurut ibu, ia melakukan ini untuk menghindari dari pria-pria jahat. Aku hanya dapat berbaring dan menangis kesakitan” ucap salah satu anak yang mengalami setrika dada ini.
Ketika ditanya alasan mengapa sang ibu melakukan hal ini kepada anaknya, Ia pun menjawab karena dahulu sang ibu pun melakukan hal ini kepada dirinya. “Ibuku dahulu pun melakukan hal ini padaku.”
Menurut ahli anntropologi dari Jerman, Flavien Ndonko, setrika dada yang terjadi di Kamerun sama saja halnya dengan menyakiti anak-anak bukannya menyelamatkan anak-anak.
“Hal ini dapat disebut sebagai mutilasi terhadap tubuh anak kandungnya. Ini merupakan tindakan tercela yang dapat membahayakan anak-anak perempuan Kamerun,” ujar Flavien.(dea)