Zoroastrianisme, Agama yang Menyembah Api

Hutomo Dwi

Setiap orang umumnya memiliki agamanya masing-masing, seperti halnya di Indonesia ada agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha. Terkadang, ada beberapa orang yang terlalu fanatik terhadap agama yang dianutnya, sehingga kefanatikannya itu kerap menimbulkan masalah bagi orang lain. Di antara agama yang fanatik, ada salah satu agama yang cukup fanatik sehingga dicap sebagai agama paling mengerikan di dunia. Agama itu adalah Zoroastrianimisme.

Dilansir dari Segi Empat, Minggu (12/10/2014), Zoroastrianisme adalah sebuah agama yang pertama kali dicetuskan oleh Zarathustra, seorang filsuf dari Persia. Seperti agama-agama lain, Zoroastrianisme ini juga punya sesosok Tuhan yang disembah. Tuhan agama Zoroastrianisme disebut Ahura Mazda, yang dalam bahasa Indonesianya sama dengan â??Tuhan yang Bijaksanaâ??. Zoroastrianisme ini adalah salah satu agama yang Tuhannya memiliki sosok materil. Tuhan yang mereka sebut â??bijaksanaâ?? ini adalah api.

Memang untuk memeluk suatu agama, seekstrem apapun agama tersebut merupakan hak seseorang. Masalahnya, kefanatikan para pemuja Zoroastrianisme membuat mereka melenceng dari standar kehidupan masyarakat beradab, bahkan pada masa ketika Iran masih disebut Persia. Para Zoroastrianisme tidak mengenal budaya kremasi ataupun pemakaman. Mengakhiri kehidupan manusia dengan penghargaan seperti kremasi ataupun pemakaman bertolak belakang dengan ajaran Tuhan mereka yang â??bijaksanaâ?? itu.

Menurut ajaran mereka, iblis dapat memasuki jenazah-jenazah manusia melalui kuku dan rambut yang mereka anggap kotor. Agar terhindar dari kontaminasi jahat, jenazah-jenazah para penganut agama ini diamankan sebisa mungkin. Solusinya, mereka membangun struktur yang disebut Dakhma (dalam bahasa Persia), atau yang lebih dikenal dunia dengan sebutan Silence of Tower, berdasarkan nama yang diberikan oleh Robert Murphy seorang Neologis pada tahun 1832.

Bangunan suci Silence of Tower ini dibangun untuk menampung semua jenazah para pengikutnya. Jenazah-jenazah tersebut diletakkan di puncak bangunan agar terekspos langsung oleh panas matahari dan burung-burung pemakan bangkai. Menurut mereka, membiarkan jenazah-jenazah membusuk dan disantap oleh burung pemakan bangkai adalah cara paling tepat untuk mensucikan jiwa-jiwa mereka yang telah mati.

Kefanatikan terhadap agama yang berlebihan tanpa logika memang bisa mengherankan, Tapi seburuk-buruk dan sekonyol-konyolnya sebuah agama, tidak akan lebih buruk dari ajaran agama Zoroastrianisme. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.