Gatbawi, Batu Berbentuk Biksu dengan Kisah Sedih

Hutomo Dwi

Di daerah Mokpo-si, Korea Selatan terdapat dua buah batu yang dilihat sekilas mirip dengan sosok dua orang biksu yang mengenakan topi bambu tradisional Korea. Bentuk batu ini dianggap mirip dengan patung biksu Gatbawi yang berada di daerah Gatbawi-ro. Sebab itulah dua batu yang terletak di tepi laut ini ikut dinamai Batu Gatbawi. Nama Gatbawi sendiri jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘batu topi’.

Dilansir dari Atlas Obscura, Sabtu (18/10/2014), Gatbawi adalah formasi batu pasir alami. Kedua batu yang bersebelahan ini merupakan salah satu tempat yang menjadi ikon daerah Mokpo. Sesungguhnya, batu-batu tersebut terbentuk karena proses geologis biasa. Hanya saja bentuknya yang unik menyebabkan masyarakat setempat mengaitkannya dengan sebuah kisah sedih tentang seorang pemuda dan ayahnya.

Menurut legenda, hiduplah seorang pemuda miskin bersama ayahnya. Suatu ketika sang ayah sakit parah, tetapi pemuda itu tak punya uang untuk mengantarnya berobat. Kemudian ia bekerja sebagai pelayan di rumah seorang penduduk kota yang kaya raya selama sebulan demi mengumpulkan biaya pengobatan bagi ayahnya. Tetapi setelah satu bulan berlalu majikannya ternyata tak sudi membayar upah.

Merasa putus asa, pemuda ini meratapi diri di tepi jalan. Lalu datang seorang biksu yang menghampirinya dan memberitahu kalau sakit ayahnya bertambah parah. Si pemuda pun bergegas pulang untuk menemui ayahnya. Tetapi begitu sampai di rumah ia mendapati orang tuanya itu sudah meninggal tanpa ada orang yang mengurusi jenazahnya.

Pemuda itu kemudian ingin memberikan pemakaman yang layak untuk ayahnya. Namun di tengah jalan, peti berisi jenazah ayahnya jatuh ke laut. Sang pemuda pun merasa bersalah, hingga tidak makan dan minum selama berhari-hari, hingga akhirnya meninggal juga. Konon, beberapa waktu kemudian dari lautan muncullah kedua batu bertopi tersebut. Warga setempat percaya kalau kedua batu tersebut mewakili si pemuda dan ayahnya.

Sekarang batu di tepi perairan itu dikelilingi pagar pendek untuk mempermudah pengunjung untuk melihatnya. Jika mendaki jalan setapak menuju bukit, pengunjung bahkan bisa mencapai batu tersebut. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.