Mie Lethek Bantul, Rasanya Berbeda dengan Penampilannya

Hutomo Dwi

Jangan terkecoh dengan penampilannya yang terlihat kurang menarik. Begitu dimasak, mie berwarna kusam ini akan menjadi hidangan istimewa yang bisa membuat orang ketagihan. â??Lethekâ?? adalah bahasa Jawa yang berarti kotor. Tampilan Mie Lethek memang tak seindah dan secerah mie kering lain yang biasa kita temui di pasaran. Perbedaan tersebut dikarenakan mie lethek masih dibuat secara tradisional dan tidak menggunakan bahan tambahan seperti pengawet atau pemutih.

Kecamatan Srandakan, Bantul, merupakan daerah yang dikenal sebagai sentra produksi Mie Lethek. Dilansir dari Kabar Kuliner, Senin (20/10/2014), konon Mie Lethek mulai dirintis sejak tahun 1940-an dalam skala industri rumah tangga. Proses pembuatannya yang tradisional masih dipertahankan hingga sekarang. Jangan harap menemukan mesin pengolahan modern di tempat pembuatannya, karena semua diolah dengan mengandalkan tenaga manusia,

Tenaga tambahan utamanya barangkali hanya ada dua, yakni sapi untuk menggerakkan alat pengaduk bahan baku Mie Lethek dan mesin pres untuk mencetak adonan mie. Industri ini memang bersifat padat karya sehingga bisa membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar.

Bahan baku utama Mie Lethek adalah tepung singkong dan gaplek (singkong kering). Kedua bahan itu diaduk dengan menggunakan alat penggiling tradisional berbentuk silinder besar yang ditarik oleh sapi. Setelah itu bahan baku mi dikukus di tungku. Bahan kembali diaduk untuk mengatur kadar airnya, kemudian dikukus lagi.

Proses selanjutnya adalah pencetakan mie dan penjemuran hingga kering. Untuk mencetak mie digunakan mesin pres yang dioperasikan oleh tiga orang. Alat pencetak sebelumnya disebut â??tarikanâ?? dan dioperasikan secara manual oleh sekitar delapan orang pekerja. Penjemuran mie hanya mengandalkan sinar matahari, lamanya kurang lebih 18 jam. Oleh sebab itu, produksi Mie Lethek bisa jadi berkurang di kala musim penghujan.

Bentuk Mie Lethek menyerupai bihun, namun warnanya lebih keruh dan ukurannya sedikit lebih tebal. Teksturnya pun lebih kenyal dari mie biasa. Mie Lethek biasanya diolah menjadi mie goreng atau mie rebus khas Jawa. Bumbunya sederhana, terdiri dari bawang putih, kemiri, merica, dan garam. Untuk pelengkapnya digunakan suwiran ayam kampung dan telur bebek. Banyak yang menggunakan telur bebek karena bisa aromanya lebih sedap dan rasanya lebih gurih. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.
Banner Promo FXpro