Severn Cullis-Suzuki, wanita 34 tahun asal Kanada ini adalah aktivis lingkungan terkemuka dunia. Saat berumur 12 tahun, perempuan yang juga menjadi pembicara, pembawa acara televisi, dan seorang penulis ini sempat membuat bungkam para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brasil pada tahun 1992 lewat pidatonya yang sangat menggugah.
Kata-kata Severn kala itu membuka mata dunia mengenai isu global warming yang sekarang menjadi perhatian internasional. Videonya yang sedang membacakan pidato di konferensi menjadi topik pembicaraan di seluruh dunia hingga ia dijuluki ‘gadis yang membuat dunia terdiam selama enam menit’.
Severn Cullis-Suzuki memang sudah peduli akan lingkungan sejak usia dini. Menurut , pada usia 9 tahun ia sudah mendirikan Enviromental Children’s Organization, sebuah organisasi pecinta lingkungan beranggotakan anak-anak yang berperan memberikan arahan kepada anak-anak lain mengenai isu-isu lingkungan.
Pada tahun 1992, Severn dan beberapa rekannya dalam organisasi tersebut berinisiatif menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Bumi PBB. Demi menyampaikan pandangan mereka mengenai masalah lingkungan kepada dunia, anak-anak itu sampai bersusah payah mengumpulkan uang untuk membiayai perjalanan mereka ke Brasil.
Sebagai perwakilan, Severn pun menyampaikan pidato fenomenalnya yang kemudian menjadi pukulan keras bagi para delegasi yang hadir dalam konferensi tersebut.
“Dengan datang ke sini hari ini, saya tidak punya agenda tersembunyi. Saya sedang berjuang untuk masa depan saya. Kehilangan masa depan saya tidak sama seperti kalah dalam pemilu atau rugi beberapa poin dalam pasar modal. Saya di sini untuk berbicara kepada seluruh generasi mendatang. Saya di sini untuk bicara demi anak-anak kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tak terdengar. Saya di sini untuk bicara bagi hewan-hewan yang mati di seluruh planet ini karena mereka tak punya tempat lain untuk dituju,” kata anak dari aktivis lingkungan Kanada, David Suzuki ini dengan lantang.
“Saya bermimpi menyaksikan kawanan binatang liar, hutan, dan belantara penuh burung serta kupu-kupu, tetapi sekarang saya ragu akan tetap ada untuk disaksikan anak-anak saya. Apakah Anda harus mengkhawatirkan hal ini saat Anda seusia saya? Semua ini terjadi di depan mata kita, tetapi kita bersikap seolah-olah kita punya banyak waktu dan solusi. Saya hanya seorang anak, dan saya tidak punya solusinya, tetapi saya ingin Anda sekalian menyadari kalau kalian juga tidak punya solusinya. Anda tidak tahu bagaimana caranya menutup lubang di lapisan ozon. Anda tak tahu bagaimana caranya mengembalikan hewan yang kini sudah punah. Dan Anda tidak bisa mengembalikan hutan yang kini berubah jadi gurun. Jika Anda tak tahu bagaimana cara mengatasinya, tolong berhentilah merusaknya!”
Ucapan Severn mengenai masalah lingkungan yang disampaikan dari sudut pandang anak kecil itu membuat semua hadirin terdiam selama beberapa menit. Kemudian mereka memberikan tepuk tangan membahana atas keberanian gadis cilik ini.
Setahun kemudian, Severn dianugerahi penghargaan di bidang lingkungan oleh PBB. Pada tahun yang sama ia menerbitkan buku tentang pedoman gerakan peduli lingkungan yang berjudul Tell The World. Kiprahnya tak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2002, ia mendukung The Sky Fish Projec, sebuah organisasi penelitian dan advokasi perlindungan sosial masyarakat di mana ia bertindak sebagai anggota khusus penasihat Kofi Annan.
Dilansir dari Democrazy Now, Jumat (31/10/2014), Severn yang kini menjadi ibu dari dua orang anak berkomentar mengenai dirinya ketika kecil. “Dua puluh tahun kemudian, dunia masih membicarakan pidato itu, pidato enam menit yang disampaikan anak 12 tahun kepada para pemimpin dunia. Kenapa? Karena sesungguhnya dunia ingin tahu kebenarannya,” ucapnya. (tom)