Asal Usul Gaya Rambut Sapu yang Kini Sedang Tren

Hutomo Dwi

Tren gaya rambut pria tahun 2014 adalah tipis di bagian samping namun membiarkan lebat di bagian tengah dan menyisirnya ke belakang menjauhi muka. Namun tahukah kamu kalau gaya rambut itu sudah tren sejak zaman dahulu? Gaya klasik ini disebut Pompadour, merujuk Madame de Pompadour, selir King Louis XV.

Meski ada banyak variasi gaya ini, konsep dasarnya sama, yaitu rambut menyapu ke atas menjauhi wajah, terkadang bagian sisi dan belakang juga disisir ke atas.

Gaya rambut ini pernah tren di kalangan perempuan modis pada abad ke-18, dan gaya ini dihidupkan kembali sebagai bagian dari tampilan Gibson Girl â??istilah untuk kecantikan ideal seorang perempuanâ?? pada tahun 1890 dan terus bertahan sampai Perang Dunia I. Gaya ini sekali lagi menjadi mode bagi perempuan pada tahun 1940-an. Untuk versi pria, gaya rambut ini dipopulerkan oleh bintang rock and roll Elvis Presley pada akhir tahun 1950-an. Variasi gaya ini terus dipakai lelaki dan perempuan pada abad ke-21.

Gaya rambut Pompadour dikenal lebih awal di Siam (Thailand) dan Kamboja. Sejarawan Anthony Reid dalam “Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680”, menyebutnya gaya rambut sapu, yaitu memotong rambut sekitar 3 cm dan mencukur rata kedua sisi pelipis. Orang Siam memakai gaya ini karena pengaruh Khmer. Orang Siam lalu memberi pengaruh kepada orang Kamboja.

Ada beberapa cerita di balik gaya rambut sapu. Dilansir dari Historiacoid, Selasa (17/2/2015), di Siam, Chiengmai Chronical, kronik kerajaan Chiengmai, menyebutkan pada abad ke-15 seorang mata-mata Chiengmai harus memotong pendek rambutnya agar tak menarik perhatian orang di kerajaan Ayutthaya. Selain itu, sebuah hikayat Melayu merujuk gaya rambut sapu perempuan dengan seorang raja Siam yang marah besar karena menemukan sehelai rambut panjang di nasinya. Cerita lainnya menyebut gaya rambut sapu perempuan di Siam dipakai untuk menipu orang Birma (sekarang Myanmar) yang menyerang supaya beranggapan bahwa kaum wanita di garis belakang pertempuran adalah juga serdadu pria.

Anthony Reid menyimpulkan, rambut pendek model sapu pada mulanya dipaksakan penguasa Siam kepada orang Kamboja dan Thai sebagai tanda kerendahan status, yang kemudian mereka menjadi penduduk Siam pada tahun 1590-an. Asosiasi rambut pendek dengan status budak masih berlaku di Birma sekitar tahun 1700.

â??Raja-raja Siam berikutnya agaknya telah menerima gaya itu sebagai â??gaya nasionalâ??,â? tulis Reid. â??Gaya sapu khas ini digemari di kedua negeri (Kamboja dan Siam) sampai abad ke-19.â?

Akhirnya, gaya rambut itu masih sering digunakan oleh masyarakat masa kini, terutama anak muda, baik laki-laki maupun perempuan. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.