Atlantis, Kota Metropolis Kuno yang Menghilang

Mungkin kamu sering mendengar nama Atlantis. Atlantis merupakan salah satu misteri dunia yang paling banyak mencuri perhatian di kalangan pecinta misteri dunia. Pasalnya, hingga kini masih belum diketahui dimana letak Atlantis itu dan ada apa sebenarnya di kota Atlantis. Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427â??347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus.

Dilansir dari Anehdiduniacom, Selasa (17/3/2015), dalam buku Timaeus, Plato menceritakan bahwa di hadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya. Di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir. Akibatnya, tidak sampai sehari semalam, Atlantis tenggelam sama sekali di dasar laut. Negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

Di bagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias yang mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno. Suatu hari, ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur dirinya mengetahui legenda Atlantis.

Garis besar kisah pada buku tersebut adalah ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.

Dalam mitologi yang ditulis sendiri oleh Plato, sejarah benua Atlantis dimulai ketika Poseidon jatuh cinta pada Cleito, anak dari Evenor dan Leucippe yang memberikannya lima pasang anak kembar laki-laki. Anak yang paling tua, Atlas, dijadikan raja seluruh pulau dan samudra yang akhirnya diberi nama Samudra Atlantis. Adik kembarnya, Gadeirus atau yang dalam mitologi Yunani disebut Eumelus, diberikan ekstrimitas pulau hingga pilar Herkules. Sisanya Ampheres & Evaemon, Mneseus dan Autochthon, Azaes dan Diaprepes, dan Elasippus dan Mestor diberikan kemampuan untuk â??mengatur banyak orang, serta teritori yang besarâ?.

Poseidon mengukir gunung yang ia dan Cleito tempati menjadi sebuah kastil dan mengitarinya dengan tiga buah parit yang ukurannya terus bertambah. Warga Atlantis kemudian membangun jembatan di arah utara gunung, membuat sebuah rute menuju bagian pulau yang lainnya. Selain jembatan, mereka juga menggali sebuah kanal besar di laut, dan di sekitar jembatan diukirlah sebuah terowongan melewati cincin-cincin batu agar kapal-kapal mampu berlayar menuju kota melalui gunung-gunung.

Dibaca dari sepenggal kisah di atas maka kita akan berpikiran bahwa Atlantis merupakan sebuah kota dengan peradaban yang sangat maju dan memukau. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dimiliknya, Atlantis sudah menjadi sebuah bangsa yang besar dan mempunyai kehidupan yang makmur.

Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12 ribu tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Misteri Atlantis ini memang selalu menarik perhatian banyak orang sejak lama. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.

Suatu hari pada tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga ke dasar laut, dan dasar laut itu ada sebuah jalan besar yang tersusun dari batu raksasa. Diduga jalan tersebut adalah jalan menuju Atlantis.

Lalu pada awal 70an, peneliti juga mengungkapkan kalau Samudera Atlantik tadinya merupakan sebuah daratan. Hal itu didapat dengan mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut. Kemudian, tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia.

Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut â??segitiga mautâ? laut Bermuda. Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir.

Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut â??segitiga mautâ?. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dan lainnya. Mereka percaya kalau foto tersebut adalah Atlantis yang hilang.

Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia. Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku â??Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Platoâ??s Lost Civilizationâ? dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Terlepas dari ditemukannya penemuan mengejutkan tersebut, hingga kini Atlantis masih diselimuti oleh misteri, dan menunggu seseorang untuk memecahkan serta menemukan benua yang hilang tersebut. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Aneh, Burung Kakaktua Gemar Minum Kopi

Bocah ‘Google’ yang Tahu Segalanya