Penjelasan Ilmiah Pengobatan Tradisional Kerokan alias Dikerik

Hutomo Dwi

Apakah kamu termasuk orang yang sering menjadikan kerokan sebagai solusi saat terserang masuk angin? Kerokan kadang sering dikatakan sesuatu yang kampungan atau ketinggalan zaman alias tidak modern, namun sebagian besar penduduk Indonesia menganggap kerokan sebagai solusi menyembuhkan gejala meriang yang disertai flu dan mual atau masuk angin.

Pengobatan tradisional itu juga disebut-sebut menjadi salah satu penyebab iritasi kulit, karena menekan serta menggeserkan benda tumpul dipermukaan kulit. Meski begitu, pengobatan ini telah lama dikenal sejak zaman penjajahan dengan menggunakan satu koin beserta minyak sebagai pelumas.

Dilansir dari antozz.wordpress.com, Senin (23/3/2015), menurut Didik Tamtomo, selaku dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, yang menjadikan kerokan sebagai bahan penelitian untuk menyabet gelar doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, secara ilmiah, pengobatan tradisional kerokan ini terbukti mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma dingin yang memiliki gejala nyeri pada otot.

Pada kerokan, secara ilmu biologi molukuler terjadi suatu reaksi inflamasi atau radang dengan segala respon yang mengikutinya seperti perubahan diameter vaskuler (pembuluh darah), migrasi sel darah putih (leukosit) dan pengeluaran mediator inflamasi seperti IL-1 beta, Clq, C3, Beta endorfin dan PGE2 (Faktor pertumbuhan tulang).

Kerokan juga memberikan rangsangan pada keratinosit dan endotel atau lapisan paling dalam pembuluh darah yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin (POMC). POMC merupakan polipeptida (gabungan asam amino) yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah Beta endorfin (hormon yang dikeluarkan otak saat stress).

Meski cara tradisional ini terbukti efektif dan murah meriah, pengobatan ini juga masih menarik pro dan kontra dari beberapa masyarakat tertentu dan kalangan dokter. Ada yang mengatakan bahwa kerokan dapat merusak jaringan kulit karena menggesekan benda logam, koin atau alat bantu kerokan lainnya. Meski demikian, beberapa ahli kesehatan telah melakukan uji coba, dan terbukti kerokan yang benar tidak akan menimbulkan rasa sakit apalagi melukai kulit. Menggunakan minyak yang berfungsi untuk menghangatkan serta melincinkan permukaan kulit saat pengobatan berlangsung.

Timbulnya warna kemerahan pada kulit bisa menjadi petunjuk seberat apakah gejala masuk angin yang diderita, berat atau ringan. Ahli akupuntur juga menyarankan, sebaiknya kerokan dilakukan di titik-titik urat syaraf motorik yang terangsang sehingga melancarkan sirkulasi darah.

Adapun cara kerokan yang benar adalah dengan mengerok lurus sejajar dengan tulang belakang menyamping lalu sejajar dengan arah bahu agar melalui titik tertentu. Satu lagi yang terpenting, hindari kegiatan mandi atau membasuh tubuh dengan air usai melakukan kerokan, karena kondisi pori-pori kulit dalam keadaan terbuka.

Usai melakukan kerokan sebaiknya kamu beristirahat sejenak untuk merileksasikan tubuh agar lebih prima dan sembuh dari masuk angin.

Jadi, jangan malu untuk melakukan kerokan, karena hal itu dilakukan untuk kesehatan kamu sendiri. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.