Seorang ibu akan melakukan apapun yang terbaik untuk keluarganya. Ia rela berjuang dan menghalalkan segala cara agar keluarganya, anak-anaknya dapat hidup dengan layak atau setidaknya tercukupi.
Seperti itulah yang dilakukan oleh Abu Douh, seorang ibu di Mesir, yang rela berpura-pura menjadi pria selama puluhan tahun, lebih 43 tahun lamanya. Ia memakai pakaian pria dan bekerja keras guna menghidupi anaknya.
Karena kerja kerasnya selama ini, Abo Douh mendapatkan penghargaan dari Presiden Abdel Fattah El Sisi. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka merayakan Hari Ibu di Timur Tengah pertengahan Maret lalu.
Dilansir dari Stasiun Televisi Al Arabiya, Senin, 23 Maret 2015, wanita yang kini berusia 65 tahun tersebut telah ditinggal meninggal suaminya saat hamil di usia 21 tahun tanpa penghasilan da peninggalan apapun.
Abu Douh berpikir keras mencari cara untuk dapat menghidupi putri yang dikandungnya. Akhirnya ia memutuskan untuk merubah penampilan luarnya menjadi laki-laki dengan memakai pakaian mereka untuk bekerja.
Abu Douh melakukan hal tersebut karena ia berasal dari kalangan masyarakat yang kurang mampu, dan hanya wanita pekerja yang disukai.
Wanita ini mengenakan baju longgar tradisional Mesir yang lengkap dengan sorbannya. Kemudian ia bekerja sebagai tukang lap sepatu, buruh dan juga petani. Ia mengaku senang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar tersebut.
Abu Douh memiliki prinsip, ia lebih baik bekerja keras dan kasar bahkan berpura-pura menjadi laki-laki sekalipun, dibandingkan ia harus mengemis dan meminta belas kasihan dari orang-orang yang melihatnya. Ia juga tidak keberatan sekalipun harus mengangkat batu bata dan kantong semen.
Abu Douh mengaku bangga dan senang dapat diundang oleh Presiden Mesir. Kemudian, pada kesempatan tersebut, Abu Douh meminta agar dibuatkan rumah untuk putrinya.
Kisah perjuangan ibu di atas dapat memotivasi kita agar bisa bekerja keras. Jangan pernah bergantung pada belas kasihan orang lain, karena hal tersebut akan membuat kita menjadi malas. Selain itu, kita harus menyayangi ibu kita, karena tanpa kita pernah sadar sungguh besar perjuangan dan pengorbanan seorang ibu.
(anb)