Kesalahpahaman Tentang Sejarah Indonesia

Hutomo Dwi

Ketika sekolah, mungkin kamu pernah mempelajari tentang sejarah Indonesia, terutama mengenai masa penjajahan Indonesia. Namun apakah semua yang ada di buku pelajaran sejarah itu benar? Yang namanya ilmu tidak harus ditelan mentah-mentah seperti yang ada di dalam buku pelajaran atau omongan guru, tapi perlu juga dikaji ulang atau dilihat dari perspektif lain. Berikut adalah beberapa kesalahpahaman terkait sejarah Indonesia, dilansir dari Zeniusnet, Selasa (2/6/2015).

1. Indonesia dijajah oleh Portugis

Ilustrasi kedatangan Portugis (Keepo)
Ilustrasi kedatangan Portugis (Keepo)

Mungkin kebanyakan dari kamu selama ini meyakini bahwa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang dateng dan menjajah Indonesia. Padahal kenyataannya, sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, yang namanya â??Indonesiaâ? itu belum ada. Pada saat bangsa Portugis datang ke wilayah Kepulauan Nusantara, dari tahun 1512 sampai 1575, yang ada hanya Kesultanan Aceh, Kesultanan Demak, Kerajaan Sunda (Pajajaran), Kesultanan Banten, Kesultanan Gowa, dan sebagainya. Belum ada pikiran sama sekali dari kerajaan-kerajaan tersebut untuk bersatu jadi sebuah entitas politik, apalagi bernama Indonesia. Jadi apakah bangsa Portugis pernah menjajah Indonesia? Karena Indonesia belum ada, maka jawabannya adalah tidak. Yang lebih tepat adalah Bangsa Portugis mendatangi wilayah yang kelak bernama Indonesia ini, untuk ikut “main” dalam kancah perputaran ekonomi dan perdagangan.

2. Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun

Ilustrasi ekspedisi de Houtman (Home.iae.ni)
Ilustrasi ekspedisi de Houtman (Home.iae.ni)

Mungkin ini yang paling sering kita dengar atau kita yakini. Ketika ditanya berapa lama kita dijajah Belanda, maka jawabannya adalah 350 tahun. Namun sebenarnya bukan demikian. Orang Belanda pertama yang datang ke Nusantara, atau tepatnya Banten, adalah Cornelis de Houtman, pada tanggal 27 Juni 1596. Jika saat itu dia dianggap sudah menjajah Indonesia, maka penjajahan oleh Belanda selama 353 tahun sampai penandatanganan Konferensi Meja Bundar tahun 1949 bisa dibilang tepat. Namun saat itu de Houtman datang sebagai penjelajah, bukan penjajah. Lalu berapa tahun sebenarnya Belanda menjajah Indonesia? Belanda menjajah Indonesia cuma dari tahun 1914 sampai 1949, karena pada tahun 1914 Belanda baru bisa menguasai hampir seluruh Nusantara, dengan masa istirahat karena penguasaan Jepang sejak tahun 1942 sampai 1945. Sehingga Belanda menjajah Indonesia selama 32 tahun (1949 dikurangi 1914 dan 3 tahun = 32 tahun).

3. Siasat divide et Impera untuk memecah bangsa Indonesia

Ilustrasi penjajahan Indonesia (Keepo)
Ilustrasi penjajahan Indonesia (Keepo)

Divide et Impera itu sebuah taktik politis “adu domba” untuk memecah belah sebuah wilayah besar, hingga akhirnya terpecah jadi beberapa bagian kecil, untuk kemudian lebih mudah dikuasai. Dalam konteks ini banyak orang yang masih berpikir bahwa para “penjajah dari Eropa” ini, dengan liciknya menggunakan taktik divide et impera untuk memecah belah rakyat Indonesia. Kenyatannya tidak seperti itu. Kembali ke poin nomor 1, saat itu belum ada yang namanya Indonesia, sehingga bangsa Indonesia mana yang mau dipecah belah? Lalu bagaimana dengan perang Kesultanan Banten dan Kesultanan Palembang? Dua kerajaan itu memang selalu berseteru, bahkan sebelum Belanda datang. Sehingga tidak tepat kalau Belanda melakukan divide et impera sehingga menyebabkan dua kerajaan itu perang. Muncul pertanyaan, apakah Belanda sebenarnya tidak melakukan divide et impera saat ke Indonesia? Jawabannya pernah, namun sangat jarang, yaitu hanya 3 kali, dan satu di antaranya bisa dibilang gagal.

4. Penjajah dari Eropa selalu menyengsarakan masyarakat Indonesia

Ilustrasi penjajahan di Indonesia (Keepo)
Ilustrasi penjajahan di Indonesia (Keepo)

Kita meyakini kalau namanya penjajahan pasti menyengsarakan orang yang dijajahnya. Padahal masih ada sisi positif dari penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia. Misalnya infrastruktur sipil, rumah, jembatan, kanal, Jalan Raya Daendels, rel kereta sepanjang Pulau Jawa, Sumetera, Sulawesi, dan lainnya semua merupakan warisan dari bangsa Eropa. Pendidikan K12 (12 tahun ajaran) yang hampir semua kamu alami sendiri dari SD sampai SMA merupakan adaptasi dari HIS – MULO – AMS, yang relatif bebas untuk semua kalangan (tanpa batasan sistem kasta seperti yang dialami India, yang saat itu dijajah Inggris). Namun yang paling penting, kalau bukan karena hubungan dagang, ekonomi, serta tatanan sosial yang dikembangkan oleh bangsa-bangsa Eropa selama ratusan tahun, bisa jadi Negara bernama Indonesia tidak pernah terbentuk. Atau mungkin wilayah geografis kepulauan dari Sabang sampai Merauke yang kita sekarang kita kenal bernama Indonesia ini malah terbentuk menjadi beberapa negara sendiri-sendiri. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.