Don't be Captious

Eloknya Pemandangan Salju Panas di Sumatera Utara

Merna Arini
Merna Arinihttp://mernaarini.wordpress.com
Buka jendela ilmu dengan membaca.

Satu lagi destinasi wisata yang bisa menggugah rasa kagum kamu di Sumatera Utara. Kawah Biru Tinggi Raja yang terletak di Simalungun ini berada di tengah hutan belantara. Kawah ini terbentuk secara alami. Tanah yang awalnya datar merosot sendirinya hingga membuat kedalaman hampir 10 meter. Kawasan yang banyak dikunjungi wisatawan itu memiliki kawah belerang yang berwarna biru cerah, seperti langit, airnya pun tak punya noda setitik pun. “Keajaiban” begitulah masyarakat sekitar menyebut wisata Kawah Biru Tinggi Raja.

Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (taniameliala.wodpress.com)
Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (taniameliala.wodpress.com)

Seorang pemandu wisata yang juga merupakan penduduk sekitar bernama Pernando menuturkan bahwa keajaiban kawah biru tersebut berpindah-pindah. Tanah yang awalnya datar dan memiliki pohon yang rimbun, tiba-tiba kering dan membuat lubang sebesar kolam yang dalam dengan sendirinya.

Dilansir dari tribunnews, Pernando mengatakan, “Dulu kawahnya ada di sini (kali sebelah kawah biru kini berada). Setiap beberapa tahun ia berpindah-pindah, tapi masih sekitar kawasan hutan 167 hektar ini. Uniknya kawah biru tersebut juga memiliki Bukit Kapur yang juga biasa disebut oleh sebagian orang dengan Salju Panas. Ia menambahkan lagi, Bukit Kapur mengaliri air panas dari sumber mata air belerang yang berada di atas bukit tersebut.”

Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (taniameliala.wodpress.com)
Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (taniameliala.wodpress.com)

Menurutnya, ada peneliti yang mengungkapkan mata air belerang sebenarnya bewarna air transparan, namun karena area lubang berbentuk kolam dari kapur putih terlalu dalam, ia memantulkan warna biru dari langit.

“Tapi, jika diperhatikan, langit sedang tak terlalu biru tapi kawah tersebut memantulkan biru cerah. Jadi kebiruan kawah ini masih misteri, hal itu pula yang menjadi daya tarik wisatawan,” katanya.

Salju Panas di Kawah Biru Tinggi Raja (gosumatra.com)
Salju Panas di Kawah Biru Tinggi Raja (gosumatra.com)

Pengunjung yang datang bukan hanya wisatawan lokal tapi juga mancanegara. Wisatawan paling ramai di hari Minggu, dan datang dari beragam kota dan negara. Banyak wisatawan asing yang datang, dan biasanya semua pengunjung harus masuk menggunakan pemandu dari penduduk sekitar, karena area kawah biru berada di tengah hutan. Menurut Pernando, wisata Kawah Biru dikelola oleh penduduk dari empat dusun yakni Desa Nagori Dolok, Negeri Kasian, Dolok Marawa, dan Buttu Siattar.

“Tidak ada uang masuk, tapi ya harus bayar pemandu, biasanya pemandu membandrol biaya Rp 100 ribu untuk membawa wisatasan mengelilingi tempat wisata,” katanya.

Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (sopopanisioan.blogspot.com)
Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (sopopanisioan.blogspot.com)

Jika kamu datang ke sini, ada beberapa rute yang bisa kamu lalui seperti, Medan-Lubuk Pakam-Galang-Dolok Masihul-Nagori Dolok-Dolok Tinggi Raja dan Medan-Lubuk Pakam-Tebing Tinggi-Dolok Merawan-Dolok Tinggi Raja, dan rute yang lainnya Medan-Lubuk Pakam-Galang-Bangun Purba-Dolok Tinggi Raja.

Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (suwandichandra.com)
Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (suwandichandra.com)

Masing-masing rute memiliki waktu tempuh yang hampir sama yaitu 4 hingga 5 jam perjalanan dengan Sepeda Motor. Khusus untuk jarak Dolok Tinggi Raja hingga ke lokasi wisata, walaupun hanya berjarak 10 kilometer, wisatasan bisa menghabiskan waktu dua jam untuk sampai di lokasi. Pasalnya jalan di sana berupa bebatuan besar dan berlubang. Jalan berbatu-batu tersebut terk saat hujan, menjadi jalur yang cukup ekstrim untuk dilalui.

Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (suwandichandra.com)
Pemandangan di Kawah Biru Tinggi Raja (suwandichandra.com)

Di sinilah letak lemahnya pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur jalan, yang masih kurang diperhatikan, padahal objek wisata ini telah ramai dikunjungi. Karena tempatnya yang terpencil dan jauh dari kota, di sana juga tidak ada penginapan. Wisatawan juga direkomendasikan untuk membawa bekal makan sendiri, karena jarang ditemui warung makan di obyek wisata tersebut. (jow)

Latest article