Li-Fi, Jaringan yang Lebih Cepat 100 Kali dari Wi-Fi

Hutomo Dwi

Wi-Fi yang kita saat ini memang tidak semuanya memiliki kecepatan yang tinggi untuk mengakses ke internet. Padahal, kebutuhan internet saat ini mengalami peningkatan dan pasti membutuhkan koneksi yang lebih cepat. Namun kini ada solusinya, yaitu Li-Fi.

Li-Fi (Mercurynewsdaily)
Li-Fi (Mercurynewsdaily)

Nantinya jaringan nirkable Wi-Fi akan digantikan dengan jaringan nirkabel Li-Fi yang diklaim lebih cepat 100 kali lipat. Pertama kalinya, teknologi ini diuji di luar laboratorium dan selama ini menunjukkan hasil yang memuaskan. Kecepatan Li-Fi ini bisa mencapai 1 Gbps (gigabit per detik), yang artinya kamu bisa mengunduh file bergiga-giga hanya dalam hitungan detik. Namun, teknologi ini membutuhkan sumber cahaya, seperti lampu LED standar, koneksi internet, dan detektor foto.

Li-Fi memang masih diuji coba oleh start up Velmenni. Mereka menggunakan bola lampu untuk mengirimkan data dengan kecepatan 1 Gbps. Tetapi menurut uji laboratorium, teknologi ini bahkan bisa menunjukkan kecepatan hingga 224 Gbps.

Li-Fi (Prolinkedmag)
Li-Fi (Prolinkedmag)

รข??Kami sedang melakukan beberapa proyek percobaan dalam lingkup yang berbeda yang memungkinkan kami untuk menerapkan teknologi VLC (Visible Light Communication),รข?ยujar Deepak Solanki, CEO dari Velmenni, seperti dikutip dari IBTimes, Selasa (1/12/2015).

Pengujian ini dilakukan di kantor yang memungkinkan karyawan mengakses internet dan di ruang industri yang memberikan pencahayaan yang bagus. Sayangnya, teknologi Li-Fi ini masih belum diterapkan untuk publik, dan baru bisa dalam waktu 3 hingga 4 tahun lagi.

“Jika pengujian teknologi Li-Fi ini sukses, maka teknologi ini akan dikomersilkan kemungkinan 3-4 tahun mendatang. Pengguna Li-Fi dapat menggunakan lampu LED sebagai pemancar koneksi internet,” ujarnya.

Ilustrasi Li-Fi (Sindo)
Ilustrasi Li-Fi (Sindo)

Namun teknologi nirkabel Li-Fi ini mungkin tidak bisa menggantikan sepenuhnya jaringan Wi-Fi yang ada saat ini. Teknologi ini dapat digunakan bersamaan dengan Wi-Fi agar mendapatkan jaringan yang lebih efisien.

Istilah Li-Fi sendiri pertama kali diciptakan oleh Prof Harald Haas dari Universitas Edinburgh. Profesor ini menunjukkan teknologi pada konferensi Ted (Technology, Entertainment and Design) pada tahun 2011.

Tidak seperti Wi-Fi yang mengganggu sinyal radio, Li-Fi ini bisa digunakan di pesawat dan di tempat lain tanpa menyebabkan permasalahan. Spektrum cahaya yang ada di Li-Fi ini 10.000 kali lebih besar dan tidak mudah habis. Namun, teknologi ini punya kekurangan, yaitu bisa mengganggu sinyal jika digunakan di luar ruangan apa lagi di bawah sinar matahari langsung.

Karena itulah, Li-Fi akan terbatas pada tempat tertentu yang tidak bisa dihalangi dinding atau benda apapun. Teknologi ini mirip seperti koneksi infra red pada ponsel jadul. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.