Kemarin, Rabu tanggal 23 Maret, NASA menerbangkan roket Atlas 5 ke luar angkasa. Roket itu berangkat dari Cape Canaveral, Florida menuju orbit dengan ketinggian 400 kilometer. Atlas 5 diberitakan membawa Cygnus cargo freighter, yang antara lain berisi dua perangkat eksperimen ilmiah. Yang membanggakan, perangkat eksperimen ilmiah itu dibuat oleh pelajar asal Indonesia.
Dua eksperimen itu dibuat dalam bentuk micro-lab yang difungsikan untuk bisa meneliti pertumbuhan ragi dan padi dalam kondisi gravitasi nol. Eksperimen pertama disiapkan oleh tim siswa dari SMA Unggul Del di Laguboti, Sumatera Utara.
Mereka bertugas mempelajari pertumbuhan ragi (yeast) di luar angkasa. Ini merupakan eksperimen pendahuluan sebelum meluncurkan eksperimen berikutnya untuk mempelajari cara menumbuhkan tempe di antariksa.
Eksperimen kedua disiapkan oleh tim siswa gabungan dari beberapa SMA di Jakarta, Bandung, dan Jayapura untuk mempelajari pertumbuhan padi di luar angkasa.
Dikatakan pihak Indonesia Space Research Group, JW Saputro, pembuatan micro-lab itu memakan waktu sekitar 6 bulan. Januari lalu micro-lab buatan Indonesia itu berhasil lolos flight-test NASA yang sangat ketat dan mendapatkan izin untuk diluncurkan ke International Space Station (ISS) dengan ditumpangkan pada Cygnus cargo freighter.
“Dalam hitungan menit, roket Atlas akan menggendong Cygnus ke ISS. Setelah itu, perlu beberapa hari untuk mengarahkan Cygnus sampai menemui docking yang tepat dengan ISS. Para astronaut yang sedang tinggal di ISS akan memindahkan perangkat eksperimen tersebut ke Nanoracks, suatu fasilitas penelitian di National Lab Amerika dalam ISS,” tutur Saputro seperti dikutip dari Vivacoid, Kamis (24/3/2016).
ISS yang mengorbit dengan kecepatan 8 kilometer per detik dan mengitari bumi 15-16 kali dalam 24 jam itu sendiri dihuni oleh beberapa astronot. Mereka berasal dari beberapa negara yang tinggal bergantian selama beberapa bulan.
Perangkat micro-lab yang dirancang oleh para siswa SMA tersebut juga dilengkapi dengan kamera digital dan perangkat pengendali jarak jauh. Artinya, pertumbuhan ragi dan padi selama eksperimen berlangsung dapat diamati dari bumi atau di mana pun asal terhubung dengan internet, dengan mengunduh foto-foto dari micro-lab yang dipancarkan dari ISS ke bumi.
“Beberapa hari dari sekarang, para siswa di Laguboti dan di Jakarta, Bandung, Jayapura, akan mulai mengamati dan mencatat hasil eksperimen mereka. Para siswa SMA Indonesia tersebut sudah mendapat undangan untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka di Annual Conference of the American Society for Gravitational and Space Research di Washington DC pada November 2016,” kata Saputro.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan memberikan penghargaan terhadap sejumlah siswa Indonesia yang penelitiannya diluncurkan ke luar angkasa oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
“Ini prestasi yang membanggakan. Saya berharap prestasinya dipertahankan, dan dapat menjadi inspirasi bagi siswa (lainnya) di Tanah Air,” ujar Mendikbud Anies Baswedan. “Kami berharap ini merupakan awal kebangkitan sains dan teknologi di Indonesia,” harap Anies. (tom)