Enaknya, Kerja Cuma Sejam Tapi Digaji Puluhan Juta

Hutomo Dwi

Siapa yang tidak mau digaji tinggi tapi jam kerjanya singkat? Tentu semua orang memimpikan pekerjaan seperti itu. Rupanya, hal serupa benar-benar terjadi dan dialami oleh para Pegawai Negeri Sipil alias PNS di Arab Saudi.

PNS di Arab Saudi mungkin menjadi pegawai publik punya jam kerja yang paling rendah, yaitu hanya satu jam. Meskipun demikian, mereka tetap bisa mengantongi pendapatan setidaknya USD 2.400 atau sekitar Rp 31 juta per bulannya. Bagi kita yang berada di Indonesia, jelas ingin memiliki pekerjaan seperti itu. Namun ternyata, hal ini justru mendatangkan masalah di Arab Saudi.

Dilansir dari CNN Money, Senin (24/10/2016), Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Arab Saudi, Khaled Alaraj, mengatakan banyak pegawai pemerintah Arab Saudi yang benar-benar bekerja hanya satu jam. â??Jam kerjanya tidak melebihi satu jam. Ini berdasarkan studi,â? kata Alaraj.

Khaled Alaraj (Twitter)
Khaled Alaraj (Twitter)

Pernyataan ini dilontarkan ketika berada di dalam sebuah konferensi. Saat itu, dia sedang menjelaskan reformasi ekonomi untuk menghadapi periode rendahnya harga minyak. Perubahan di sektor publik sangat penting.

Diketahui, hampir 70 persen pegawai Arab Saudi atau lebih dari 3 juta orang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Hal ini dikarenakan posisi ini menawarkan pekerjaan yang terjamin dan gaji yang tinggi.

Salah satu perusahaan analis, McKinsey, memperkirakan gaji PNS meningkat 74 persen dari 2004 hingga 2013. Rata-rata gaji PNS di sana mencapai USD 2.400 per bulan. â??Pekerjaan PNS harus dibatasi atau pertumbuhannya diperlambat. Keseimbangan ini akan tercipta di Arab Saudi untuk pekerja lokal dan pekerja asing,â? ujar McKinsey.

Orang Arab (Dream)
Orang Arab (Dream)

Alaraj menambahkan, ada ketidakseimbangan antara pegawai pemerintah dan swasta. Dikatakan bahwa sektor negeri memiliki jutaan pegawai, sedangkan swasta ada 200 ribu orang karyawan yang bersiap-siap dipangkas gajinya karena harga minyak.

Pemerintah Arab Saudi memang sedang melakukan reformasi besar-besaran di sektor ekonomi. Mereka mencoba memperketat fiskal dengan pengenaan pajak, memotong subsidi minyak dan air, memangkas gaji karyawan, dan berutang miliaran dolar untuk menyeimbangkan neraca keuangan negara.

â??Jika kita tidak melakukan reformasi dan perekonomian global masih sama lesunya, kita akan bangkrut dalam tiga empat tahun ke depan,â? tambah Wakil Menteri Perekonomian, Mohamed al Tuwaijri, di tempat yang sama. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.
Banner Promo FXpro