Aku selalu bilang, di dunia teknologi itu perang yang paling diam-diam tapi panas bukan cuma soal fitur, tapi soal privasi. Dan minggu ini, Apple bikin langkah yang cukup mengejutkan: mereka secara terang-terangan memperingatkan pengguna iPhone dan Mac untuk berhati-hati pakai Chrome dan aplikasi Google lainnya. Menurut Apple, beberapa fitur dari Google ini disebut bisa membuka pintu lebih besar buat tracking yang susah banget dimatiin.
Buat kamu yang hidupnya nggak jauh dari browser, langkah ini jelas menarik. Apple menempatkan Safari sebagai pilihan lebih aman, terutama buat kamu yang ingin identitas digital tetap low profile. Masalahnya bukan sekadar cookie, tapi teknik fingerprinting yang makin populer sejak 2024. Dan Apple bilang, teknik ini bisa “menyatukan potongan-potongan kecil informasi perangkatmu” untuk bikin profil unik. Tidak ada tombol opt-out seperti di cookie, dan itu yang bikin isu ini makin sensitif.
Apa sih fingerprinting itu?

Fingerprinting itu teknik pelacakan yang ngumpulin detail acak dari perangkatmu—mulai dari jenis layar, font, versi OS, hingga setting browser. Kombinasi ini hasilnya unik, kayak sidik jari digital. Menurut laporan India Today (2025), Google sebelumnya berencana memblokir teknik ini, tapi tahun ini mereka membatalkan keputusan tersebut.
Apple langsung memanfaatkan momen itu. Mereka bilang Safari dirancang untuk “membuat banyak perangkat terlihat sama di mata pelacak,” sehingga identitasmu nggak gampang dipecah-pecah. Bahkan Mozilla lewat Firefox ikutan mengambil pendekatan serupa—tanda bahwa isu ini bukan sekadar drama dua perusahaan besar.
Apple membalas lewat fitur Safari
Safari sekarang dipersenjatai beberapa hal yang cukup menarik:
- AI-powered tracking prevention
- Mode private browsing yang lebih ketat
- Proteksi dari situs yang mencoba menebak lokasi kamu
- Penyamarataan informasi sistem biar perangkatmu nggak gampang dikenali
Apple bilang, Chrome belum bisa mengimbangi pendekatan ini. Dan mereka menambahkan bahwa Safari tetap berjalan lancar kok dengan Google Docs, Sheets, atau Slides. Jadi menurut Apple, kamu nggak perlu Chrome buat kerjaan kantor atau kuliah.
Salah satu kutipan Apple yang menurut aku paling to the point adalah ini:
“Safari works to prevent advertisers and websites from using the unique combination of characteristics of your device to create a ‘fingerprint’ to track you.”
Masalahnya bukan berhenti di Chrome saja
Apple juga menyinggung Google App di iPhone. Tiap kali kamu buka Google Search di Safari, bakal muncul tombol Try app yang keliatan kecil tapi menggoda. Menurut Apple, aplikasi ini ngumpulin lebih banyak data terhubung ke identitasmu dibanding Chrome.
Singkatnya, Apple bilang: kalau kamu ingin browsing dengan privasi yang ketat, jangan asal tap tombol biru itu.
Apakah Chrome Masih Aman Dipakai?
Jujur aja, Chrome masih jadi browser dengan pengguna terbanyak di dunia. Banyak orang yang nggak terlalu peduli soal pelacakan karena butuh kenyamanan dan integrasi Google. Dan Apple pun sadar, pada akhirnya ini pilihan personal. Mereka hanya ingin pengguna iPhone dan Mac memahami trade-off yang mereka ambil.
Kalau Apple menegaskan satu hal saja lewat peringatan ini, itu adalah: pikirkan privasi sebelum kamu buka Chrome atau Google App. Setidaknya jadi pengguna yang nggak asal klik.
Penutup
Pada akhirnya, setiap orang punya preferensi dalam memilih browser—entah karena kecepatan, fitur, atau ekosistem. Tapi kalau kamu makin peduli privasi di tahun 2025, apa yang dilakukan Apple ini layak kamu perhatikan. Share artikel ini ke teman kamu yang masih ragu pilih browser, siapa tahu makin banyak yang melek privasi digital.












