Knalpot kendaraan bermotor selalu identik dengan polusi udara yang dapat mencemari lingkungan serta menjadi penyebab global warming. Tapi siapa sangka kalau knalpot kendaraan bermotor yang selalu dihujat karena gas buangannya ini dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Knalpot yang panas ini ternyata dapat dijadikan untuk mencharger telepon seluler. Kok bisa?
Pada umumnya knalpot menyimpan panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Efisiensi penggunaan panas bahan bakar pada motor bakar bensin sebesar 25% sedangkan 40% panas dibuang melalui knalpot motor (mufler).
Berawal dari hal tersebut, Amiril Mukminin mahasiswa Teknik Mesin dan Biosistem IPB mempunyai satu ide inovatif untuk memanfaatkan panas yang terbuang percuma tersebut. Bila dihitung dan dicermati, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan yang cukup drastis dan dapat mengakibatkan kemacetan serta polusi udara di jalan raya. Dapat kamu bayangkan berapa besarnya energi yang terbuang ke lingkungan tersebut saat terjadi kemacetan. Persentase panas energi yang terbuang sebesar 40% bisa kamu kalikan dengan jumlah kendaraan di Indonesia.
Dilansir dari berandainovasi.com, Amir bersama dengan rekan satu timnya yang beranggotakan Prakoso, Achmad Solikhin, serta Putra Nurrahman, berinovasi untuk memanfaatkan panas buangan kendaraan bermotor. Panas tersebut diolah menjadi sumber energi listrik yang bisa dipergunakan untuk mengisi ulang baterai ponsel. Amir dan teman-temannya menamai temuan inovasi mereka dengan nama Theger.
Amir mengungkapkan, Hal Ini bisa dimanfaatkan langsung oleh si pengendara kendaraan bermotor untuk mengisi baterai ponselnya. Terlebih pengguna smartphone banyak yang mengalami kesulitan untuk mengisi ulang baterai HP atau gadget mereka saat sedang mengendarai kendaraan terutama motor. Di sinilah Threger hadir untuk membantu mengatasi permasalahan umum di masyarakat, tambah Amir lagi.
Komponen utama dari Threger terdiri dari dudukan aluminium yang dipergunakan untuk menangkap panas knalpot, termoelektrik Peltier, heatsink, dan unit DC-Converter. Tegangan keluaran dari Threger konstan pada tegangan 5.5 volt dengan arus listrik sebesar 1.5 Ampere.
Mekanisme konversi energi panas dari buangan bahan bakar kendaraan bermotor jadi sumber energi listrik yang cukup sederhana. Saat kendaraan bermotor dinyalakan, timbul panas dari mesin. Beberapa saat, suhu knalpot meningkat dan panas tersebut dikonversi menjadi listrik oleh Threger. Tegangan dinaikkan dan distabilkan oleh DC Converter. Setelah itu, kabel USB gadget dipasang pada port USB dan terjadilah proses recharge baterai ponsel.
Inovasi dalam konversi energi panas menjadi energi listrik melalui Threger ini telah mengantarkan Amir beserta rekan timnnya melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXVII di Universitas Diponegoro. (jow)